Saya punya teman, sebut saja si Fulan. Kami jarang ketemu, tetapi kalau ketemu kami sering ngobrol. Saya suka ngobrol sama dia karena ilmu agamanya masuk dalam kategori diatas rata-rata.
Terakhir kali ketemu saya tangkap sesuatu yang aneh dari tingkahnya. Dia seperti buru-buru meninggalkan saya, tidak ingin ngobrol seperti biasanya meskipun obrolan basa-basi sejenak.
Anehnya saya menangkap suasana ketakutan bertemu saya, terutama yang saya tangkap di sinar matanya.
Saya jadi bingung, kenapa teman saya yang satu ini tiba-tiba perilakunya jadi aneh begini. Saya terus mengingat-ingat apa latarbelakangnya. Akhirnya sampai pada dugaan saya yang sangat mungkin.
Sebelum ketemu terakhir dia menyatakan berminat membaca buku saya MEMBURU IBLIS SAMPAI KE SARANGNYA.
Dugaan saya dia telah membaca buku tersebut, mungkin dia takut akrab dan berlama-lama berada dekat saya sebagai pemburu Iblis seperti yang saya tulis di buku, mungkin dia takut dimusuhi oleh Iblis kalau sangat dengan saya.
Ini baru dugaan, hanya Allah Ta'ala yang tahu, saya kembalikan kepadaNya.
Seandainya kawan saya tadi takut pada Iblis atau siapa saja yang takut pada Iblis, apa yang terjadi dengan mereka apabila Allah Ta'ala menyingkapkan segala apa yang ada dalam diri mereka sehingga mereka bisa lihat semuanya. Mereka akan melihat betapa banyak bahagian jiwa Iblis, syetannya Iblis dan imperiumnya berlapis-lapis seperti tak ada ujungnya dalam bentuk rupa dan wujud serta dan peruntukkannya. Mereka ini bertahta dalam setiap diri manusia, seperti membentuk imperium dalam diri setiap diri manusia.
Saya tidak bisa membayangkan kalau mereka lihat atau tahu tentang ini, apa yang akan terjadi dengan mereka. Mungkin karena takutnya, mereka tidak mau mengerjakan apa-apa dalam kesehariannya kecuali terus menerus memohon pertolongan, perlindungan dan memeliharaan Allah Ta'ala.
Episode terakhir perburuan saya terhadap Iblis adalah perburuan dalam diri saya sendiri, sampai pada bahagian paling dalam dari diri saya, perburuan yang sangat berat karena dia dan imperiumnya telah menyatu dengan diri saya sebagaimana terjadi pada manusia lain. Memburu dia dalam diri kita sendiri sama dengan berperang melawan diri kita sendiri. Benar apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw bahwa perang yang paling berat adalah perang melawan diri sendiri. (JH Alifulhaq 08/09/2017)
MENDIAGNOSIS PENYAKIT NONMEDIS
SEMBUH SEKETIKA BUKAN MUKJIZAT ATAU KEAJAIBAN
MEMBURU IBLIS SAMPAI KE SARANGNYA
No comments:
Post a Comment