Sejumlah pembaca buku saya dan penderita penyakit nonmedis mengajukan sejumlah pertanyaan kepada saya lewat email mengenai buku saya, terapi alif, penyakit nonmedis dan belum bisanya saya melayani pengobatan. Saya memandang perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara terbuka agar pertanyaan-pertanyaan yang sama tidak diajukan berulang kali pada saya. Disamping itu tanya jawab seperti itu saya yakin banyak manfaatnya bagi siapapun yang ingin memperbaiki diri dalam kehidupan ini dalam arti menghilangkan beban, paling tidak mengurangi beban yang dipikul.
Pertanyaan-pertanyaan tersaebut saya kutip kemudian saya jawab seluruhnya.
Pertanyaan :
Di buku Bapak dijelaskan bahwa salah satu penyebab suatu penyakit tidak bisa disembuhkan adalah karena durhaka/kesalahan kepada kedua orang tua atau pun orang lain dan tidak sempat meminta maaf sebelum mereka meninggal.
1. Bagaimana dengan kesalahan yang diperbuat terhadap orang lain yang ketemu di jalan, yang tidak kita kenal, tidak tahu tinggalnya di mana, bahkan tidak ingat mukanya seperti apa? Rasanya sulit untuk meminta maaf pada mereka secara langsung. Apakah dalam hal ini, cukup memohon ampun pada Allah SWT dan mendoakan orang yang pernah kita sakiti? (Kesalahannya bukan karena menghajar orang lain dengan ilmu hitam, tapi contohnya memaki orang lain karena parkir sembarangan atau mengendarai motor melawan arah yang mengganggu kelancaran lalu lintas).
2. Menurut pengalaman Bapak, bagaimana mendeteksi sistem dalam jaringan tubuh yang sudah rusak total? Apakah ada gejala-gejala tertentu?
3. Apakah Sindrom Kelelahan Kronis bisa disembuhkan dengan methode Terapi Alif? Penyakit ini sampai sekarang blm bisa ditangani secara medis dan di banyak negara (termasuk Indonesia) masih disepelekan sehingga penderitanya dianggap hipokondria/stress berat. Para peneliti barat masih berspekulasi mengenai penyebab dan treatmentnya. Ada yang berpendapat, penyakit ini disebabkan oleh menurunnya fungsi sel untuk memproduksi energi/ATP, sehingga kerja organ-organ yang lain termasuk syaraf, otak dan sistem hormon pun terganggu. Namun sayangnya, belum ada standard treatment yg berhasil diaplikasikan dunia kedokteran berdasarkan teori, dalam kehidupan nyata. Penanganan penyakit ini masih bersifat experimental. Kerusakan fisik organ-organ tubuh tidak ditemukan.
Menurut pendapan Bapak, apakah jiwa juga yang mengatur produksi ATP/Energi dan hormon ?
Saya baca di buku Bapak, bahwa penyakit yang sudah jadi takdir Allah SWT tidak bisa disembuhkan. Biasanya ini karena rapalan, wirid, dzikir atau olah pernapasan tertentu yang bukan diniatkan karena Allah SWT (durhaka/ingkar pada Allah SWT).
4. Bagaimana kalau orang tersebut bertaubat dan berdoa? Apakah taubatnya tidak bisa diterima lagi sehingga penyakitnya tidak bisa sembuh? Saya pernah baca hadits yang isi nya, doa bisa merubah takdir seseorang.
5. Bagaimana cara taubat dan doa yang baik sehingga Insya Allah cepat dikabulkan permohonannya? Terus terang, saya masih belum terlalu paham dengan maksud dari 'berdoa dengan ilmu yang ada di Al Qur'an'.
Apakah berdoa diawali dengan memuji Allah SWT termasuk berdoa dengan ilmu?
6. Jika begitu, mengapa doa sebagian kecil orang lebih cepat dikabulkan dibanding yang lain? Contohnya, ada orang yang sakit non medis walaupun dia rajin beribadah dan tidak mengamalkan rapalan macam-macam, sudah berdoa sendiri berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun namun belum sembuh juga. Tp begitu diobati dengan Terapi Alif, dia sembuh total? Apakah yang membedakan doa sendiri dengan doa saat diterapi?
7. Bolehkah memohon kepada Allah SWT agar ditunjukkan apa penyebab sakit saya? Kalau para Nabi seperti Ayyub, kan memang manusia pilihan, jadi mungkin karena itu akhirnya diberitahu oleh Allah SWT bahwa dia diganggu Syaithan.
Saya tidak bisa melihat makhluk ghaib atau pun dimensi lain, sehingga saya tidak tau apa yang terjadi dengan jiwa saya (primer dan sekunder)
8. Bolehkah saya berdoa minta kepada Allah SWT supaya jiwa-jiwa saya diselamatkan/dibebaskan dari 'penjara' syetan/iblis/jin, walaupun saya tidak bisa melihat bahwa jiwa saya saat ini sedang ditawan mereka?
9. Dan meminta Allah SWT supaya jiwa-jiwa saya yang error diperbaiki supaya kembali harmonis hingga saya sembuh?
Setelah membaca buku-buku Bapak, saya jadi berpikir, jangan-jangan saat ini jiwa sekunder saya sedang disiksa dengan cara dipasangkan beban amat sangat berat dipundak, tangan dan seluruh bagian belakang tubuh saya, sehingga dalam kehidupan nyata, saya merasakan kelelahan yang teramat sangat (karena badan terasa berat) dan kesakitan, tidak bebas bergerak.
Saya takut kalau doa-doa saya pun bisa 'ditunggangi' syaithan sehingga makin memperburuk penyakit saya.
10. Masih dari buku Bapak juga, tentang seorang anak muda yang tidak pernah absen sholat tahajud. Apa sebab dia dibisikkan syaithan hingga bisa melihat ke mana depan, sedangkan yang saya baca di sumber lain, sholat tahajud mendekatkan Allah SWT dengan hamba Nya. Apakah itu karena Sholat Tahajudnya tidak ikhlas karena Allah SWT?
Yang terakhir, maaf kalau saya lancang, namun saya penasaran ingin tahu, mengapa Terapi Alif tidak melayani pengobatan lagi? Apakah Bapak sedang sakit?
Terima Kasih sebelumnya. Maaf Emailnya terlalu panjang. Saya berharap bisa sembuh dalam waktu dekat, namun doa-doa saya dan kedua orang tua untuk sembuh belum dikabulkan, karena itu, saya mulai berpikir, mungkin ada kesalahan-kesalahan dalam berdoa yang menghalangi dikabulkannya doa saya untuk sembuh.
Jawaban saya:
1. Kesalahan yg saya maksud adalah dg sengaja menghajar orang dg
kekuatan supra natural dilakukan sendiri atau pertolongan orang lain,
apapun bentuk kekuatan itu.
2. Kerusakan total diketahui dari tidak berfungsinya sama sekali jaringan tsb.
3. Kalau memang itu kasus nonmedis insyaAllah bisa disembuhkan dg
terapi alif. Apa yg dilakukan atau tidak dilakukan tubuh, organ tubuh
sampai ke sel2 semuanya atas order jiwa pertama.
Orang yg tidak tahu atau tidak sengaja berbuat musyrik insyaAllah
diampuni kalau dia sadar akan kesalahannya kemudian segera taubat.
Tetapi mereka yg dg sengaja dan sadar tidak akan diampuni. Setahu saya
takdir adalah ketepan Allah yg tidak dirubahNya. Hanya nasib yg
dirubahNya.
5. Do"a seseorang sangat pribadi sifatnya karena menyangkut hubungan
yg sangat khusus dia dg Allah. Kalau dia kenal sangat baik dg Allah
kemudian dia senantiasa mendekatkan diri sedekat-dekatnya pdNya,
merupakan salah satu faktor cepat dikabulkan doanya. Faktor lainnya berdo'a dg ilmu dlm pengertian ybs tahu persis persoalan yg dihadapinya dan apa yg dimintanya. Apa yg
diminta tidak boleh bertentangan dg hukum2 Allah.
6. Jawaban sama dg no 5. Kebanyakan anak manusia sulit jujur pd
dirinya sendiri sehingga pd Allahpun tidak jujur. Ini menjadi
penghalang bagi kedekatan seseorang dg Allah.
7. Boleh.
8. Boleh. Persoalannya apakah anda tahu persis bahwa jiwa2 anda
dipenjara oleh mereka karena mereka tidak mungkin berbuat semena-mena
pd anak manusia. Pasti ada sebabnya sehingga jiwa2 anda dijinkan oleh
Allah utk dipenjara oleh mereka.
9. Ya meminta lewat do'a dg ilmu. Apapun tindakan seseorang sekecil
apapun penyimpangannya dari pengajaran Allah pasti ditunggangi syetan.
10. Saya tidak tahu bagaimana tahajjud anak muda tsb, tetapi yg saya
tangkap terjadi pencemaran dlm dirinya akibat amal yg menyimpang.
Fisik saya sehat dan segar bugar, tetapi beban nonfisik saya masih
berat akibat berbagai hal yg menumpuk selama menggeluti
pengobatan nonmedis karena kesalahan saya akibat
ketidak tahuan saya, ketidak jujuran dan keingkaran pasien2 saya.
Mengenai kesalahan berdo'a seharusnya anda sendiri yg paling tahu dan
Allah tentunya. Kalau seseorang senantiasa akrab dg kebenaran disisi
Allah dlm setiap amal perbuatannya, maka bisa dipastikan bahwa ybs
akan mudah menemukan kesalahan dirinya. Mudah2an jawaban ini bisa
membantu anda.
CATATAN :
Saya telah membahas secara mendalam dan detail tentang syetan, jin dan Iblis, seperti apa mereka, bagaimana kehidupan mereka dan dimana mereka hidup, bagaimana interaksinya dengan setiap diri anak manusia yang mengakibatkan berbagai masalah bagi setiap anak manusia.
Saya juga membahas secara mendalam dan detail tentang jiwa setiap anak manusia, apa yang dimaksudkan dengan jiwa manusia, dimana keberadaan mereka, perannya yang sentral bagi setiap diri anak manusia, persoalan yang dialami oleh anak manusia ketika jiwanya error terutama kaitannya dengan penyakit nonmedis atau medis, apa yang membuatnya error dan bagaimana cara atau upaya memperbaikinya dalam arti penyembuhannya.
Semuanya saya bahas menggunakan fakta empiris yang saya peroleh selama menggeluti penyakit nonmedis 30 tahun lebih.
Untuk informasi tentang kedua buku tersebut silahkan klik ini BUKU TERAPI ALIF
TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF
No comments:
Post a Comment