TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF
Monday, April 22, 2013
MENATA JIWA SEBAGAI UPAYA MENGHINDARI GANGGUAN PENYAKIT
JH Alifulhaq Terapi Alif
Anggapan
umum masyarakat dimanapun di muka bumi ini, persoalan penyakit yang tampak dan dirasakan gejalanya
pada fisik adalah persoalan fisis, persoalan bakteri, virus dan kuman penyakit
lainnya atau kelainan pada organ dan sel dalam tubuh dengan wujud gejala
penyakit medis. Kalau kasusnya memang demikian, seharusnya penyakitnya bisa
disembuhkan dengan pengobatan medis, kecuali untuk kasus-kasus yang diakui
masih gelap baik karena kumannya belum ada obat penawarnya dan sejumlah kasus
kelainan genetik. Tetapi manakala kasus-kasus penyakit yang biasanya bisa
diobati secara tuntas oleh bidang medis, tetapi beberapa diantaranya tidak bisa
diselesaikan secara medis meskipun telah dilakukan upaya maksimal sehingga
penderita tidak bisa ditolong jiwanya, biasanya dianggap kasus aneh.
Artikel ini
membahas masalah yang berkaitan kasus-kasus aneh tadi yang saya temukan dalam
menggeluti pengobatan nonmedis selama tiga puluh tahun lebih.
Kasus
Dari sekian
banyak kasus penyakit yang saya tangani, kebanyakan diantaranya adalah
kasus-kasus yang tidak bisa lagi disembuhkan oleh pengobatan medis sampai ke
upaya maksimal.
Seorang
laki-laki muda datang ke saya dengan keluhan punggung telapak kaki kanannya
kena penyakit dengan gejala seperti eksim, luka yang terus basah dan
gatal-gatal tanpa henti. Dia telah menderita penyakit tersebut sekitar tiga
tahun. Sejumlah dokter spesialis telah dia datangi dengan berbagai obat yang
diberikan, tidak membuahkan hasil apa-apa. Terakhir menurut penderita tadi
karena kesal dan putus asa dia siram luka tadi dengan air keras, tetapi tidak
membawa perubahan apa-apa juga. Setelah saya diagnosis, kasusnya jelas bagi
saya. Sejak diterapi saat itu, gatal-gatalnya sirna, tiga hari kemudian lukanya
mengering, kemudian penyakitnya sembuh total.
Berbagai
kasus lain baik yang sederhana seperti kasus tadi maupun kasus yang berat dan
sulit yang tidak bisa diselesaikan secara medis selama bertahun-tahun bisa
sembuh dengan terapi yang saya terapkan. Malah ada beberapa kasus penyakit
keturunan yang dianggap oleh pihak kedokteran sebagai penyakit yang tidak bisa
disembuhkan, bisa disembuhkan dengan penerapan Terapi Alif yang saya
kembangkan.
Disintegrasi
Semua kasus
penyakit nonmedis baik gejalanya yang dideteksi secara medis maupun tidak,
pangkal utamanya adalah disintegrasi jiwa dalam diri si penderita. Seperti yang
pernah saya tulis di dua buku saya MENDIAGNOSIS PENYAKIT NONMEDIS dan SEMBUH
SEKETIKA BUKAN MUKJIZAT ATAU KEAJAIBAN, persoalan penyakit nonmedis adalah
gangguan pada jiwa-jiwa sekunder. Gangguan pada jiwa sekunder diderita juga
oleh jiwa pertama yang melekat pada tubuh/jasad. Jiwa pertamalah yang
memerintahkan semua yang ada di jasad untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
baik secara sadar maupun tanpa sadar dan secara otomatis. Penderitaan jiwa
pertama inilah yang dirasakan oleh penderita penyakit nonmedis. Seringkali
penderitaan jiwa pertama ini muncul menjadi gejala medis. Hal ini disebabkan
perintah dari jiwa pertama yang sakit jadi error yang bertentangan dengan apa
yang seharusnya dilakukan organ atau sel dalam memelihara tatanan yang sehat.
Gangguan-gangguan
pada jiwa sekunder bisa terjadi akibat desintegrasi atau pertentangan dianatara
jiwa-jiwa sekunder penderita. Jiwa-jiwa sekunder ini dihasilkan dari semua
perilaku seseorang baik dalam bentuk lahiriah/fisik maupun bathiniah. Jika
sifat yang menjadi dasar tindakan-tindakan atau perilaku seseorang bertentangan
satu sama lainnya, maka akan dihasilkan juga jiwa-jiwa sekunder yang
bertentangan satu sama lainnya. Disinilah celah masuknya penyakit nonmedis,
apakah itu karena santet, teluh, sihir, serangan kekuatan supra natural
lainnya, baik dari manusia maupun makhluk lain seperti syetan, jin dan Iblis.
Seandainya
jiwa-jiwa sekunder yang berada dalam diri seseorang dalam keadaan selaras dan
harmonis tanpa ada konflik sedikitpun diantara mereka, maka apapun bentuk
ancaman penyakit nonmedis tidak akan bisa mengganggu, apalagi menyakiti
jiwa-jiwa sekunder tadi.
Penataan jiwa
Jiwa-jiwa
sekunder yang selaras dan harmonis, tidak saja membentengi seseorang dari
ancaman penyakit nonmedis, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di dunia sampai
diakherat kelak.
Hal pertama untuk mencapai jiwa-jiwa sekunder
yang selaras dan harmonis bagi orang yang bersangkutan harus mengenal jiwanya
dan memahami jiwanya. Jarang anak manusia yang mengenal jiwanya sendiri, apakah
disebabkan karena ketidak tahuan atau karena kengganan, atau bisa juga karena
berbagai kesulitan untuk melakukannya. Dengan mengenal dan memahami jiwanya,
seseorang bisa mencari akar permasalahan kenapa bisa terjadi konflik diantara
jiwa-jiwa sekundernya.
Setelah akar
masalahnya diketahui, baru seseorang bisa menata segala bentuk tindakan dan
perilaku agar jiwa-jiwa sekunder yang dihasilkan tidak konflik satu sama lain.
Termasuk dalam hal ini penataan untuk menghilangkan konflik-konflik yang ada
dianatara jiwa-jiwa sekunder dalam dirinya.
Akar masalah
konflik diantara jiwa-jiwa sekunder setiap orang berbeda satu sama lain karena
perbedaan sifat dan karakter setiap orang yang menjadi salah satu trade mark
setiap individu sehingga bentuk dan cara penataannya berbeda untuk setiap
individu.
Untuk
konflik-konflik yang sifatnya ringan, tidak mendalam seperti akibat dari
perbuatan dan perilaku yang sepele karena ketidaktahuan, maka tidak sulit untuk
menata ulang atau membenahinya agar menjadi selaras dan harmonis. Tetapi
apabila konflik tadi dihasilkan dari berbagai amal perbuatan yang sarat makna
dan tujuan bagi seseorang seperti ritual atau ibadah yang sangat mendalam, maka
akan sulit menata ulang dan membenahinya, sehingga kasus nonmedisnya akan sulit
ditangani kalau yang bersangkutan menderita penyakit nonmedis.
Kasus-kasus
berat dan rumit yang saya tangani kebanyakan diderita oleh mereka masuk dalam
kategori praktisi oleh spiritual baik yang berdasarkan agama dan aliran-aliran
tertentu atau bukan. Dalam agama Islam dikenal sejumlah aliran tarekat dan
sufi. Ada juga mereka yang mengamalkan ritual tertentu secara sangat intens,
tetapi menyimpang niatnya dan atau cara melaksanakannya, membawa akibat
konflik-konflik jiwa sekunder yang sulit dibenahi atau ditata ulang.
Bimbingan
Sebenarnya
saya ada ide untuk membuka bimbingan langsung tentang penataan jiwa ini untuk
jiwa sekunder yang selaras dan harmonis, hanya bagi mereka yang telah mempelajari
secara mendalam dua buku saya MENDIAGNOSIS PENYAKIT NONMEDIS dan SEMBUH
SEKETIKA BUKAN MUKJIZAT ATAU KEAJAIBAN, tetapi bukan untuk penderita penyakit
nonmedis. Bimbingan ini tidak bisa massal, privat sifatnya sehingga setiap
angkatan maksimal tujuh orang. Bentuk pelaksanaannya lebih utama berupa
bimbingan tekhnis, kalaupun ada pembahasan hanya sebagai dasar petunjuk amalan
dan tekhniknya, itupun dalam bentuk tanya jawab.
Kalau
peminatnya cukup dengan motivasi yang pas untuk mendapatkan bimbingan ini,
insyaAllah saya pertimbangkan untuk mewujudkannya. Tetapi saya ingin tahu dulu
peminatnya berapa dan motivasinya seperti apa untuk saya pertimbangkan. Bagi
yang berminat atau punya saran tolong kirim email ke jusufhakim@gmail.com
Bimbingan
ini saya anggap sebagai dasar, sehingga apabila hasilnya bagus dalam arti
pesertanya mampu mengamalkan secara benar dan baik bimbingan ini, maka
tahap-tahap berikutnya saya berharap bisa melanjutkannya untuk mendidik dan
melatih kader-kader yang mampu
menerapkan konsep TERAPI ALIF secara benar dan sungguh-sungguh.
Subscribe to:
Posts (Atom)