Custom Search
Link

Saturday, November 22, 2008

KONSEP PENGOBATAN TERAPI ALIF

JH Alifulhaq Terapi Alif

Bagi mereka yang pernah datang berobat atau mengantar keluarganya berobat pada saya, tentu akan melihat bahwa methode penerapan Terapi Alif sangat mudah dan sangat sederhana, serta transparan, tidak ada hal yang ditutupi kecuali yang menyangkut rahasia pribadi si pasien. Bagi pasien yang bisa melihat alam jin dan syetan ( kebanyakan penderita bisa melihat ), akan sangat jelas dan transparan lagi melihat segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakitnya. Apa yang menyebabkan dia sakit, apakah karena kesalahan sendiri atau penyakit dari turunannya, bagaimana masalah tadi bisa membawa derita penyakit pada dirinya, apakah yang terlibat dalam hal ini, syetan, jin atau Iblis, apakah hanya beberapa saja mereka yang terlibat atau melibatkan kerajaan-kerajaan jin, syetan dan atau Iblis, seberapa banyak kerajaan-kerajaan yang terlibat dan seberapa kuat mereka. Dalam hal pasien terkena santet/sihir akan ditambah lagi dengan komponen, siapa yang menyantetnya, dengan cara bagaimana, menggunakan media apa, apakah dilakukan sendiri oleh penyantet atau menggunakan jasa dukun saja, atau kombinasi keduanya, berapa banyak dukun yang terlibat, dengan cara bagaimana mereka melakukan penyerangan ( jenis sihir dan santet ), apakah dengan telepati, vodo, menggunakan jin, syetan atau Iblis, berapa banyak dan seberapa kuat mereka. Kemudian pasien akan melihat sendiri bagaimana proses penyelesaian masalah tadi secara tuntas, sampai dia sembuh total.
Dari luar, proses pengobatan dengan Terapi Alif kelihatan sangat mudah, sederhana dan gampang, tetapi dibalik itu, di alam jin dan syetan saya harus bertarung melawan semua siapapun dan apapun yang terlibat dalam urusan pasien dalam arti yang berkaitan dengan penyakitnya. Semuanya harus dikalahkan atau ditundukkan agar si pasien bisa sembuh total, tidak boleh ada yang tersisa sedikitpun. Disinilah letak sisi beratnya penerapan Terapi Alif. Siapapun yang ingin menerapkan methode ini harus beretarung menyabung nyawa, kadang-kadang keluarga juga diganggu oleh jin, syetan dan Iblis yang sedang dihadapi.
Seperti pernah saya tulis di blog ini, kadang-kadang pasien sudah sembuh total, tetapi urusan saya dengan para dukun, jin, syetan dan Iblis belum selesai, mereka kebanyakan tidak mau menerima kekalahan sehingga mereka minta bantuan, maka jadilah perang yang berkepanjangan, berminggu-minggu, berbulan-bulan, malah ada yang sampai tahunan. Alhamdulilah, saya jalani ini semua selama dua puluh tahun lebih dengan sabar dan tabah tawakkal pada Allah Taala senantiasa memohon pertolonganNya, tentu saja dengan ilmu disisiNya yang dibukakan pada saya, akhirnya bisa diselesaikan dengan baik dan tuntas.

Dasar pandangan
Seperti pernah saya tulis di blog ini, Terapi Alif memandang bahwa dibalik jasad setiap manusia, ada jiwa dan roh. Mereka yang sakit harus dibenahi jiwa-jiwanya yang membentuk kepribadian individu tersebut, karena jiwa-jiwa inilah yang bermasalah. Terapi Alif memandang, jiwa-jiwa yang saling terikat membentuk kepribadian seseorang ibarat sebuah buku yang hidup, disegel. Buku tersebut ada sampul, ada bab dan halamannya, berisi bukan tulisan, tetapi aktivitas jiwa baik rekaman masa lalu maupun aktivitas saat itu serta proyeksi masa datang. Aktivitas yang dimaksud termasuk interaksinya dengan jin, syetan, Iblis serta jiwa-jiwa manusia lain atau makhluk lainnya. Tebalnya buku tergantung berapa banyak aktivitas spiritual yang bersangkutan, sementara kualitas buku tergantung sungguh kualitas aktivitas spiritual dalam arti seberapa dalam dan seberapa intens aktivitas spiritual yang dia lakukan. Makin tinggi kualitas buku, makin tinggi juga faktor kesulitan untuk penyembuhannya, tentu saja makin berat juga tugas saya dalam menolongnya.

Tahap-tahap terapi
Pertama kali saya harus membuka segel buku tersebut, agar saya bisa tahu secara umum persoalan yang dihadapi pasien. Untuk keperluan ini saya butuh sejumlah informasi dari si pasien dan pasien harus jujur dan terbuka pada saya mengungkapkan segala informasi yang saya perlukan, karena hal ini merupakan komponen penting bagi saya untuk membuka segel buku tadi. Apabila pasien tidak jujur dan tidak terbuka, biasanya saya akan mengetahui hal ini. Ketidak jujuran ini akan menghalangi saya melihat persoalan pasien secara utuh dan sangat menyulitkan uapaya penyembuhan yang saya lakukan. Sebelumnya saya masih memberi toleransi terhadap pasien semacam ini dengan membujuknya untuk jujur dan terbuka, tetapi sejak saya terapkan cara baru setelah Ramadhan yang lalu, saya tidak mau lagi meladeni pasien semacam ini karena sangat menyulitkan dan berakibat menambah rasa sakit pada diri saya. Bagi saya pasien semacam ini tidak mungkin bisa sembuh total, tidak ada gunanya juga untuk ditolong meskipun dia menawarkan bayaran seberapapun.
Setelah segel buku dibuka dengan sempurna, kemudian dibuka bab satu. Bab ini juga biasanya disegel, sehingga harus dibuka segelnya terlebih dahulu agar melihat isi babnya. Setelah itu dibuka segel yang ada di lembaran halaman untuk melihat isi halaman tersebut karena setiap halaman disegel pula.
Membuka bab demi bab, halaman demi halaman harus berurut, tidak boleh melompat ke halaman yang lebih jauh karena bisa jadi akan sangat fatal bagi si pasien. Misalnya kalau saat itu berada di halaman 5, kemudian langsung buka halaman 10 biasanya si pasien sangat menderita. Apalagi pindah bab yang belum saatnya atau melompat ke bab yang jauh ada di belakang bisa jadi sangat fatal akibatnya.

Apa yang terjadi setelah segel dibuka

Setelah segel buku saya buka, biasanya mereka yang bisa melihat alam jin dan syetan akan melihat persoalan-persoalan yang berkaitan dengan penyakitnya seperti yang saya ungkapkan di bahagian awal tulisan ini. Tetapi adakalanya tidak muncul semua, ada yang muncul pada setiap bab atau setiap halaman, macam-macam kasusnya. Semua persoalan yang muncul/terlihat oleh pasien harus dituntaskan sebelum membuka segel bab. Begitu juga selanjutnya, setelah membuka segel di bab, persoalan muncul harus dituntaskan sebelum membuka halaman demi halaman di bab itu. Kalau tidak dituntaskan, saya tidak bisa lihat apa isi bab, apa isi halaman sehingga saya tidak mungkin bisa membenahi halaman demi halaman yang bermasalah penyebab penyakit. Dalam hal ini dituntut kejujuran, kerbukaan serta kepatuhan pasien mengungkapkan apa saja yang harus saya ketahui.
Menuntaskan persoalan-persoalan yang saya maksud diatas adalah mengenyahkan sama sekali persoalan-persoalan yang muncul. Misalnya kalau jin, syetan dan Iblis tidak mau pergi secara baik-baik, itu artinya mereka menantang perang, dan harus saya ladeni ini, seberapapun mereka atau sekuat apapun mereka. Kadang-kadang mereka mau tawar-menawar minta syarat macam-macam sebagai bayaran agar mereka pergi, tetapi saya tidak mau menggubris tawar-menawar semacam ini. Bagi saya, pilihan mereka hanya dua, pergi secara baik-baik dengan jujur tanpa tipuan, tidak kembali selama-lamanya atau perang habis-habisan. Begitu mereka menyatakan menantang atau perang, bagi saya hal itu tidak bisa lagi mereka tarik kembali, karena dari pengalaman, begitu mereka tarik ulur antara perang dan tidak saya ladeni, itu sangat merugikan saya.

Membenahi halaman demi halaman

Membuka dan membenahi halaman demi halaman adalah bahagian akhir dari tahap penyembuhan dengan Terapi Alif. Apabila buku tadi terdiri seribu halaman, maka seribu halaman yang dibuka, apabila ada sejuta halaman, semua harus dibuka satu satu. Adakalanya hanya beberapa halaman dari buku tersebut yang bermasalah ( kasus ringan ), ada yang sebahagian dari buku itu bermasalah, ada juga yang hampir seluruhnya bermasalah. Disinilah letak pertahanan terakhir dari mereka-mereka yang terlibat dalam urusan penyakit pasien, boleh dikatakan disinilah akarnya dan harus dibersihkan sama sekali, kalau tidak bersih bisa tumbuh kembali kapanpun. Tentu saja semua biang keladinya harus di enyahkan, secara baik-baik atau dengan perang. Biasanya mereka yang telah bersih sama sekali tidak akan menderita penyakit yang sama di kemudian hari. Dari apa yang saya beberkan tadi, tentu akan terbayang berapa lama dan berapa besar energy yang saya kerahkan untuk membenahi setiap halaman, setiap bab, sampai pasien bisa sembuh total. Bagi mereka yang biasa malang melintang di alam jin dan syetan tentu paham artinya bertarung dengan jin dan syetan, serta bagaimana rasanya.

Harga kejujuran dan keterbukaan
Bagi Terapi Alif, kejujuran dan keterbukaan pasien sama artinya otorisasi atau ijin dari si pasien buat yang mengobatinya untuk melihat dan membenahi isi buku, isi bab dan isi halaman. Kalau pasien tidak jujur dan tidak terbuka sama artinya bahwa pasien tersebut tidak mau sembuh sehingga tidak perlu ditolong.

Harga kepatuhan
Kepatuhan yang saya maksud disini adalah mengikuti petunjuk sepenuh hati dengan kemauan kuat dan menjauhi sama sekali semua larangan yang telah ditetapkan oleh yang mengobatinya. Kalau tidak patuh, misalnya si pasien pergi berobat ke dukun, kiyai, ustad, paranormal dan sebagainya, maka bab dan halaman yang telah dibenahi sebelumnya akan terkontaminasi atau tercemar lagi. Kalau sudah begini biasanya akan lebih sulit lagi dibenahi kalaupun biasa akan memakan waktu yang lama dan butuh tenaga yang cukup banyak untuk membenahinya. Biasanya mereka yang tidak patuh akan terdeteksi oleh saya. Setelah saya terapkan cara baru pengobatan dengan Terapi Alif, pasien yang tidak patuh saya hentikan penanganannya.

Harga disiplin
Hal lain yang penting diperhatikan oleh pasien yang berobat dengan Terapi Alif adalah kedisiplinan, terutama disiplin dalam memenuhi jadwal terapi yang telah ditentukan. Kalau hal ini dilanggar, bisa jadi bab atau halaman yang telah dibenahi akan kacau dan semrawut lagi, bisa jadi prosesnya diulang dari awal dengan kondisi yang lebih berat dan rumit dari sebelumnya.

Mengapa bayar dimuka

Pada cara baru yang saya terapkan, calon pasien yang mau berobat harus mengisi formulir. Salah satu point yang diisi, berupa pernyataan berapa dia mau bayar kalau sembuh, dan uang itu harus diserahkan sebelum terapi dimulai. Apabila tidak sembuh, uang tersebut dikembalikan utuh. Dengan menyerahkan uang tersebut dimuka, saya anggap calon pasien sangat serius ingin sembuh, dengan demikian bisa diharapkan dia akan patuh dan disiplin. Kalau tidak patuh dan tidak disiplin dalam syarat yang saya tetapkan, uangnya tidak bisa dikembalikan.

Bayaran yang pantas
Bagi calon pasien yang benar-benar ingin sembuh total, saya harap mereka bisa megira-ngira sendiri berapa harga yang pantas untuk kesembuhannya dari hasil upaya dan taruhan yang akan saya berikan seperti saya ungkapkan diatas. Jujur saya akui, apabila saya nilai bayaran itu tidak sepadan dengan apa yang saya berikan, saya akan tolak calon pasien tersebut. Sebagai ilustrasi, saya mengobati satu gigi ke klinik, saya harus bolak-balik sebanyak tujuh kali dengan penuh kesugguhan dan disiplin dan biaya yang saya keluarkan hampir dua juta rupiah. Pada posting yang berjudul UPAH PENGOBATAN di blog ini saya ungkapkan tentang sebuah riwayat sahabat Rasulullah saw yang mengobati seorang kepala suku dengan upah 30 ekor kambing dan Rasulullah saw meminta jatah juga dari upah tersebut.

Penanganan satu satu
Pada cara baru yang saya terapkan, pasien ditangani satu-satu, tidak menumpuk seperti sebelumnya. Sebelum seorang pasien sembuh total, saya tidak akan menangani pasien lain. Alhamdulilah dengan cara ini sangat efektive dan efisien, tidak menyulitkan saya karena hal-hal yang tidak perlu terjadi bisa dihindari.
Bagi mereka yang pernah berobat pada saya, tentu bisa memahami lebih mudah apa yang saya tulis. Mereka yang menderita kasus berat dan rumit merasakan betapa berharganya kesabaran, ketabahan, kepatuhan dan disiplin selama proses penyembuhan agar bisa sembuh total. Mudah-mudahan tulisan ini berguna bagi anda yang ingin berobat pada saya atau mereka yang tengah mengembangkan pengobatan alternative.
Kesimpulan yang ingin saya sampaikan disini, saya hanya meladeni mereka yang punya keinginan sembuh sepenuh hati yang ditunjukkannya dengan cara memenuhi persyaratan apa yang saya ungkapkan sebelumnya, Insyaallah, seberapa berat dan rumitnya penyakit non medis yang diderita, akan sembuh total. Kalau saya nilai tidak bisa ditolong, tidak akan saya tangani, hanya mereka saya nilai bisa sembuh yang akan saya tangani. .

CATATAN :
Saya telah membahas secara mendalam dan detail tentang syetan, jin dan Iblis, seperti apa mereka, bagaimana kehidupan mereka dan dimana mereka hidup, bagaimana interaksinya dengan setiap diri anak manusia yang mengakibatkan berbagai masalah bagi setiap anak manusia.
Saya juga membahas secara mendalam dan detail tentang jiwa setiap anak manusia, apa yang dimaksudkan dengan jiwa manusia, dimana keberadaan mereka, perannya yang sentral bagi setiap diri anak manusia, persoalan yang dialami oleh anak manusia ketika jiwanya error terutama kaitannya dengan penyakit nonmedis atau medis, apa yang membuatnya error dan bagaimana cara atau upaya memperbaikinya dalam arti penyembuhannya.
Semuanya saya bahas menggunakan fakta empiris yang saya peroleh selama menggeluti penyakit nonmedis 30 tahun lebih. 
Saya telah membahasnya dalam tiga buku yang berjudul MENDIAGNOSIS PENYAKIT NON MEDIS, SEMBUH SEKETIKA BUKAN MUKIJIZAT ATAU KEAJAIBAN dan yang ketiga MEMBURU IBLIS SAMPAI KE SARANGNYA. 
Tentang buku ketiga silahkan klik  TOKO BUKU TERAPI ALIF
Untuk informasi tentang buku 1 dan 2  silahkan klik ini
 BUKU TERAPI ALIF

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Thursday, November 20, 2008

CIRI-CIRI PENYAKIT NON MEDIS

JH Alifulhaq Terapi Alif
Sejumlah orang sulit mengenali apakah penyakit yang dideritanya penyakit medis atau non medis, malah ada yang tidak percaya sama sekali tentang penyakit non medis sehingga mereka tidak mendapatkan kesembuhan setelah berobat selama bertahun-tahun, belasan tahun bahkan ada yang puluhan tahun. Ada juga yang tidak tertolong akibat penanganan yang tidak tepat dalam arti tidak sesuai dengan penyakit yang diderita. Misalnya penyakit non medis ditangani secara medis, demikian juga sebaliknya, penyakit medis ditangani secara non medis, tentu saja tidak membuahkan hasil apa-apa. Kasus non medis banyak saya temukan pada penyakit stres, depresi, tumor, kanker, hipertensi, ginjal, kandung kemih, gangguan syaraf dan otot. Banyak kasus penyakit non medis yang telah saya tulis di blog ini tapi pada posting kali ini saya coba merangkum tentang ciri-ciri penyakit non medis, atas dasar hasil pengamatan dari pengalaman saya selama dua puluh tahun lebih menggeluti penyembuhan dengan Terapi Alif. Mudah-mudahan tulisan ini membantu anda mengenali secara dini jenis penyakit yang anda derita agar tidak salah memilih tempat untuk berobat, agar anda terhindar dari kerugian-kerugian yang sangat besar baik harta, tenaga maupun jiwa.

1. Apabila diagnosa dokter terhadap penyakit anda berubah-ubah, patut dicurigai bahwa penyakit anda adalah penyakit non medis, bukan medis.
2. Setelah anda bolak-balik sekian kali ke doker tetapi tidak menunjukkan perubahan apa-apa dalam arti kearah kesembuhan, itu juga patut dicurigai bahwa penyakit anda adalah non medis. Biasanya kalau memang sakitnya medis, paling lama setelah tiga kali minum obat sudah anda rasakan perubahannya, dan untuk penyakit kronis paling lama tiga hari sudah merasakan perubahannya.
3. Apabila kesembuhan anda nikmati bersifat sementara dalam arti anda merasa bebas dari gangguan penyakit setelah minum obat, kemudian kambuh lagi setelah sekian lama, tetapi begitu minum obat sehat lagi dan begitu terus berulang, itu juga salah satu ciri penyakit non medis.
4. Pihak medis telah memeriksa anda dengan sangat teliti, termasuk di scan, pemeriksaan laboratorium, tetapi tidak menemukan penyebab penyakit anda, sementara anda terus menderita sakit, itu juga patut dicurigai sebagai penyakit non medis.
5. Sebelum sakit, apabila anda diganggu oleh perasaan, pikiran dan hati yang tidak enak dan gelisah yang tidak jelas ujung pangkalnya, itu suatu pertanda jelas penyakit non medis.
6. Begitu juga dengan gangguan tidak bisa tidur, nafsu makan menurun drastis dengan sebab tidak jelas, kalaupun tidur diganggu mimpi buruk yang terus menerus atau yang berulang, baik sebelum sakit mapun setelah sakit, itu juga pertanda yang sangat jelas bahwa anda menderita penyakit non medis.
7. Apabila anda merasakan seperti ada yang menempel, kadang-kadang terasa berat di daerah diantara kedua tulang belikat di belakang anda, atau di daerah tulang belikat, itu pertanda awal yang cukup jelas bahwa anda mendapat gangguan penyakit non medis. Hal tersebut makin jelas apabila gangguan di daerah tulang belikat dan sekitarnya menyebar sampai ke organ tubuh lainnya, seperti jantung, daerah dada, pinggang, perut, leher terutama bahagian belakang, kepala dan sebagainya. Biasanya yang diganggu salah satu organ yang saya sebut diatas, atau beberapa organ secara serempak.
8. Apabila anda merasa diri anda seperti melayang, lemas, tidak bergairah oleh sebab yang tidak jelas, itu juga pertanda penyakit non medis. Bahkan ada yang merasa seperti tidak pernah menjejak ke bumi, kadang-kadang ada yang merasa sulit membedakan apakah dia sedang bermimpi atau terjaga.
9. Bila anda melihat alam jin dan syetan atau ada yang mengistilahkan halusinasi, itu juga pertanda yang sangat jelas bahwa anda menderita penyakit non medis.
10. Sering mendengar bisisikan di kepala, telinga dan dada itu juga pertanda sangat jelas penyakit non medis.
11. Sebelum sakit atau selama sakit, bila anda merasakan ada aliran yang masuk dari jari kaki dan atau jari tangan, tetapak kaki dan atau telapak tangan, mengalir keatas, masuk ke tubuh, rasanya seperti kesemutan, itu juga suatu tanda penyakit non medis.
12. Apabila anda merasakan sakit saat-saat tertentu saja, misalnya datangnya gangguan mulai waktu asyar, magrib, tengah malam, matahari terbit dan sebagainya itu juga patut dicurigai sebagai penyakit non medis.
13. Apabila anda sering merasa dingin di kaki dan atau tangan, merasa panas/pedas di kaki dan tangan serta dibahagian lain di tubuh anda kadang-kadang merinding sampai membuat perasaan dan hati anda tidak enak, itu juga pertanda masuknya penyakit non medis.
14. Apabila anda merasa tiba-tiba kepala, dada, jantung, leher, punggung, pinggang, perut atau organ tubuh lainnya seperti ditusuk benda tajam tanpa sebab yang jelas, itu juga salah satu pertanda penyakit non medis.
15. Apabila anda merasa aneh, heran dan bingung dengan keadaan anda sendiri, perilaku anda sendiri ( perilaku lahiriah dan perilaku spiritual ) baik sebelum sakit maupun selama sakit, itu patut dicurigai sebagai penyakit non medis.

Hanya ini yang bisa saya rangkum, mudah-mudahan ada manfaatnya.

CATATAN :
Saya telah membahas secara mendalam dan detail tentang syetan, jin dan Iblis, seperti apa mereka, bagaimana kehidupan mereka dan dimana mereka hidup, bagaimana interaksinya dengan setiap diri anak manusia yang mengakibatkan berbagai masalah bagi setiap anak manusia.
Saya juga membahas secara mendalam dan detail tentang jiwa setiap anak manusia, apa yang dimaksudkan dengan jiwa manusia, dimana keberadaan mereka, perannya yang sentral bagi setiap diri anak manusia, persoalan yang dialami oleh anak manusia ketika jiwanya error terutama kaitannya dengan penyakit nonmedis atau medis, apa yang membuatnya error dan bagaimana cara atau upaya memperbaikinya dalam arti penyembuhannya.
Semuanya saya bahas menggunakan fakta empiris yang saya peroleh selama menggeluti penyakit nonmedis 30 tahun lebih. 
Saya telah membahasnya dalam tiga buku yang berjudul MENDIAGNOSIS PENYAKIT NON MEDIS, SEMBUH SEKETIKA BUKAN MUKIJIZAT ATAU KEAJAIBAN dan yang ketiga MEMBURU IBLIS SAMPAI KE SARANGNYA. 
Tentang buku ketiga silahkan klik  TOKO BUKU TERAPI ALIF
Untuk informasi tentang buku 1 dan 2  silahkan klik ini
 BUKU TERAPI ALIF

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Tuesday, November 11, 2008

Dua Kasus Berat

JH Alifulhaq Terapi Alif

Pada posting saya berjudul MAAF LAHIR BATHIN, saya ungkapkan bahwa habis lebaran rencananya saya menangani/mengobati satu kasus per minggu, ternyata itu tidak bisa terlaksana karena dua kasus yang saya tangani, termasuk dalam kategori berat.
Kasus pertama kalau istilah psikologi mungkin disebut stress berat. Pada tahun 1977 penderita mengalami gangguan susah tidur, kemudian bolak-balik ke dokter tidak sembuh juga. Malah timbul keluhan baru, sakit maag. Setelah dia ke psiater ( dokter jiwa istilah si penderita ), maagnya sembuh dan susah tidurpun teratasi, tetapi harus secara rutin minum obat dari psiater. Tahun 1978 dia tidak mau lagi minum obat dari psiater, kemudian beralih ke pengobatan alternative. Daftar pengobatan alternative yang dia kunjungi dan jalani cupup panjang, tetapi tidak sembuh juga, malah penderitaannya makin parah, bukan susah tidur lagi yang dideritanya, tetapi belakang kepalanya sangat sakit setiap saat sehingga dia tidak bisa berpikir. Tahun 2000 dia kembali ke psiater dan minum obat dari psiater dua kali sehari malam dan pagi. Dia tidak pernah lalai minum obat meskipun hanya sekali, kalau tidak, menurut pengakuannya akan sangat berat penderitaannya kalau terlambat minum obat. Diapun secara rutin ke psiater untuk pemeriksaan rutin dan untuk mendapatkan resep obatnya.
Dia dan keluarganya berupaya mencari tempat pengobatan yang bisa menuntaskan kasus penyakitnya. Akhirnya dia menemukan blog saya ini di internet bulan puasa yang lalu. Pertanyaan pertama yang muncul dari dia ketika ketemu saya, apakah penyakit saya bisa sembuh total, karena dia menjalani kehidupan yang normal tanpa ketergantungan pada obat. Saya katakan :” Insyaallah”. Diapun menjalani terapi dengan sangat disiplin, patuh atas apa yang saya tetapkan dalam kaitan dengan terapi.
Alhamdulilah, setelah dua minggu terapi, diapun sembuh total, tidak lagi minim obat sedikitpun.
Kasus pertama kalau istilah saya adalah internal konflik. Cukup berat, tertapi tidak rumit.
Kasus yang kedua adalah kasus yang sangat berat dan sangat rumit. Saya tidak pernah menemukan kasus semacam ini sebelumnya. Daftar pengobatan yang pernah dijalaninya baik medis maupun non medis sangat panjang. Kalau istilah saya kasus kedua ini termasuk disintegasi akibat faktor internal dan eksternal. Seperti yang saya ungkapkan dalam posting saya di blog ini, ibaratnya kasus kedua ini seperti adonan kue yang hampir saja jadi kue yang tidak bisa lagi diurai alias tidak bisa disembuhkan lagi. Mungkin istilah psikologinya depressi berat atau sangat berat.
Tidak heran penderita dan keluarganya hampir putus asa, tetapi mereka terus berupaya tanpa mengenal lelah.
Meskipun sampai saat ini kasus tersebut masih saya tangani dalam tahap penyelesaiaan akhir, Insyaallah atas pertolongan Allah Rabb Alam Semesta akan bisa tuntas.
Alhamdulillah dengan tata cara baru yang saya terapkan, dalam upaya penyembuhan saya bekerja sangat efektif dan efisien sehingga penyembuhan kasus-kasus berat sebelumnya yang memakan waktu cukup lama, sekarang bisa lebih cepat.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Friday, October 10, 2008

Benarkah Penyakit Keturunan Tidak Bisa Disembuhkan

JH Alifulhaq Terapi Alif.

Pertanyaan seperti judul diatas sering menggoda kita, sementara science kedokteran di klaim telah mencapai tingkat kemajuan yang begitu pesat. Tapi pertanyaannya, kenapa sampai saat ini penyakit keturunan salah satu diantaranya diabetes misalnya belum bisa ditangani secara tuntas oleh pihak kedokteran, dalam arti sembuh total. Beberapa kasus diabetes sebagai penyakit keturunan bisa sembuh total dengan penerapan Terapi Alif. Sebagai ilustrasi sebelum masuk ke pembahasan pokok, saya beberkan salah satu contoh kasus sebagai berikut.
Seorang pemuda umur sekitar 25 tahun, sudah lama menderita diabetes, datang pada saya untuk minta tolong. Ibunya yang telah berumur 50-an tahun juga penderita diabetes sejak usia muda dan sejak saat itu rajin ke dokter. Beberapa saudara kandung ibu ini telah meninggal dunia akibat diabetes. Saudara-saudaranya yang masih hidup juga menderita diabetes yang parah.
Setelah sebulan menjalani terapi dengan Terapi Alif tanpa suntikan insulin dari dokter, kemudian di cek gula darahnya oleh pihak medis, ternyata kandungan gula darah pemuda tadi normal. Demikian juga halnya dengan ibunya. Setelah itu mereka tidak lagi memerlukan suntikan insulin untuk mengatasi diabetesnya. Banyak lagi kasus lain yang tidak sembuh dengan kedokteran, tetapi bisa sembuh total dengan Terapi Alif. Tentu pertanyaan anda, kenapa bisa begitu.
Kalau anda membaca tulisan-tulisan saya di blog ini antara lain berjudul; Terapi Alif – Kedokteran, Hubungan Antara Jiwa Dan Jasad, Sebaiknya Ilmu Kedokteran Berdamai Dengan Al Qur’an Agar Tidak Stagnan Dan Mandul, tentu akan terlihat jelas bahwa dasar berpijak antara Terapi Alif dengan Ilmu Kedokteran berbeda.
Ilmu kedokteran memandang setiap kejadian dan proses dalam tubuh manusia sebagai proses fisis dan analisanyapun atas dasar hal ini, meskipun mereka mengakui bahwa dibalik semua itu ada kehidupan yang menggerakkannya. Tetapi kehidupan yang mereka maksudkan tidak jelas, berupa apa dan bentuknya seperti apa dan cara kerjanya bagaimana dan sebagainya. Mereka hanya menangkap dan mencoba memahami kehidupan yang dimaksud lewat gejala.
Terapi Alif memandang, salah satu komponen dasar dalam setiap diri manusia adalah jiwa. Jiwa ini yang membuat manusia bisa hidup, jiwa juga yang membuat manusia merasakan sakit, sedih, susah, enak, bahagia dan sebagainya. Jiwa juga yang memerintahkan seluruh sel dan organ dalam tubuh manusia untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Kalau terjadi sesuatu dengan jiwa, konflik misalnya seringkali terjadi perintah yang datang dari jiwa untuk dieksekusi oleh sel dan atau organ tubuh akan error dan manusia tersebut akan mendapat masalah dengan kesehatannya.
Kalau hanya fisik yang ditangani, sementara jiwa yang mengeluarkan perintah yang error tadi tidak ditangani, tentu saja tidak akan menuntaskan persoalan penyakit yang diderita oleh seseorang. Begitulah yang terjadi pada penyakit keturunan, tidak akan pernah tuntas oleh pihak kedokteran.
Ilmu kedokteran memandang bahwa penyakit keturunan adalah bawaan sejak lahir yang diwariskan oleh generasi sebelumnya dari keturunan si penderita. Warisan itu berupa gen pembawa sifat atau penyakit yang ada dalam tubuh si penderita. Meskipun biotekhnologi yang maju pesat mampu mengutak-atik DNA, RNA, Chromosoom dan sebagainya yang berkaitan dengan gen tadi, belum juga bisa diterapkan dalam ilmu genetika kedokteran untuk mengatasi persoalan penyakit keturunan. Mereka terus berkutat dengan masalah bagaimana merubah gen pembawa penyakit tadi agar tidak berbahaya dalam arti tidak lagi membawa penyakit. Menurut saya hal ini tidak mungkin. Seperti saya tegaskan berulangkali, yang harus ditangani adalah siapa dan apa yang mengeluarkan perintah kepada sel, inti sel atau organ tubuh manusia tadi sehingga menimbulkan penyakit. Misalnya pada kasus diabetes, pancreas tidak memproduksi insulin atau memproduksi hanya sedikit, tidak sesuai dengan kebutuhan manusia yang bersangkutan. Insulin ini yang merubah gula yang terkandung dalam darah menjadi energy. Jadi kalau tidak ada insulin dalam darah, maka gula akan menumpuk dalam darah, maka terjadilan diabetes. Kenapa pancreas tidak memproduksi insulin atau memproduksi hanya sedikit, karena harus seperti itulah kata gen, begitulah menurut pemahaman ilmu kedokteran. Kalaupun gen bisa dirubah secara fisik lewat methode rekayasa genetika, tetapi sifatnya akan kembali karena yang memerintah gen tadi tidak ditangani.
Bagaimana Terapi Alif memandang penyakit keturunan ini, misalnya dalam kasus diabetes. Setiap diri manusia punya banyak sekali jiwa yang semuanya terhubung dengan tubuh/fisik manusia, yang memerintah setiap bahagian dari organ dan sel tubuh manusia sekecil apapun melalui pusat syaraf, diantaranya jiwa yang melekat dengan setiap sifat gen yang ada di setiap tubuh manusia.
Tetapi kenapa bisa ada jiwa yang memerintahkan pancreas untuk tidak memproduksi insulin atau kalaupun memproduksi hanya sedikit. Inilah pertanyaan yang harus dijewab oleh Terapi Alif untuk menyelesaikan kasus penyakit diabetes keturunan.
Kita kenal dalam peradaban manusia sejak dulu, ada golongan atau aliran-aliran dalam hal olah bathin atau olah spiritual misalnya seperti pertapa dan sufi. Mereka ini pada tingkat tertentu tidak lagi butuh makan dan minum, kalaupun butuh sangat sedikit. Buat mereka tingkat tertinggi pada kesempurnaan jiwa yang dicapai lewat olah spitual, manakala badan/jasad tidak lagi butuh makanan dan minuman, mereka larut dalam olah spiritual setiap saat tanpa memerlukan gerakan fisik yang membutuhkan energi. Jiwa-jiwa yang dianggap telah mencapai kesempurnaan inilah yang memerintahkan pancreas untuk tidak memproduksi insulin atau memproduksi hanya sedikit. Begitu jiwa ini menurun pada seseorang baik melalui jalur keturunan maupun lewat jalur murid yang mempelajari dan mengamalkan olah spiritual tadi, maka jiwa tadi pasti akan memerintahkan pancreas agar tidak memproduksi insulin atau memproduksi hanya sedikit.
Bagi mereka yang terbiasa dengan olah spiritual, jiwa yang dianggap telah mencapai tingkat kesempurnaan atau mendekati kesempurnaan ini sangat kuat dan sangat sulit dikalahkan dan dianggap oleh sebahagian besar mereka, suatu hal yang mustahil untuk dikalahkan. Inilah persoalan besar yang dihadapi dalam penerapan Terapi Alif untuk menyembuhkan penyakit diabetes keturunan yang diderita seseorang.
Dalam konsep Terapi Alif, jiwa tadi harus dienyahkan dari diri seseorang untuk membebaskannya dari penyakit diabetes. Jiwa tadi yang merasa berada ditingkat kesempurnaan pasti melawan sekuat tenaga atas pengusiran yang saya lakukan. Maka terjadilah pertarungan yang cukup berat antara saya dengan jiwa semacam ini. Biasanya penderita merasakan sakit di tubuhnya pada saat terjadi pertarungan semacam ini, ada yang mengatakan seperti mau mati. Begitu jiwa ini berhasil diusir dari diri seseorang, maka pancreasnya akan berfungsi normal dan akan memproduksi insulin sesuai kebutuhan yang bersangkutan.
Tapi jiwa tadi akan bisa kembali pada yang bersangkutan, apabila sejumlah larangan yang saya tetapkan dilanggar, atau ada hal lain yang dia perbuat tanpa sengaja atau tanpa dia ketahui mengundang kembali jiwa tadi.

CATATAN :
Saya telah membahas secara mendalam dan detail tentang syetan, jin dan Iblis, seperti apa mereka, bagaimana kehidupan mereka dan dimana mereka hidup, bagaimana interaksinya dengan setiap diri anak manusia yang mengakibatkan berbagai masalah bagi setiap anak manusia.
Saya juga membahas secara mendalam dan detail tentang jiwa setiap anak manusia, apa yang dimaksudkan dengan jiwa manusia, dimana keberadaan mereka, perannya yang sentral bagi setiap diri anak manusia, persoalan yang dialami oleh anak manusia ketika jiwanya error terutama kaitannya dengan penyakit nonmedis atau medis, apa yang membuatnya error dan bagaimana cara atau upaya memperbaikinya dalam arti penyembuhannya.
Semuanya saya bahas menggunakan fakta empiris yang saya peroleh selama menggeluti penyakit nonmedis 30 tahun lebih. 
Saya telah membahasnya dalam tiga buku yang berjudul MENDIAGNOSIS PENYAKIT NON MEDIS, SEMBUH SEKETIKA BUKAN MUKIJIZAT ATAU KEAJAIBAN dan yang ketiga MEMBURU IBLIS SAMPAI KE SARANGNYA. 
Tentang buku ketiga silahkan klik  TOKO BUKU TERAPI ALIF
Untuk informasi tentang buku 1 dan 2  silahkan klik ini
 BUKU TERAPI ALIF

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Thursday, October 09, 2008

Orang Yang Tidak Tahu Bersyukur

JH Alifulhaq Terapi Alif

Suatu malam habis shalat taraweh di mesjid, saya dijemput beberapa orang kerabat dekat seorang yang sedang sakit, minta tolong saya untuk mengabati si sakit. Saya kenal si sakit ini, tetapi tidak akrab. Dia seorang janda yang ditinggal cerai oleh suaminya yang kawin lagi. Teman dekat saya yang waktu itu ada di mesjid ikut juga bersama saya.
Begitu sampai di tempat si sakit, sekitar belasan keluarga dan kerabat dekatnya menunggui si sakit. Dari penuturan si sakit, dia menderita sakit di perut sekitar setahun. Keluhan sakit perut yang kadang-kadang membuatnya sesak napas. Perutnya terlihat agak membesar. Diapun sudah berobat kemana-mana, baik dokter maupun non medis, tetapi tidak membuahkan hasil dalam arti dia tetap merasakan sakit sampai saat itu.
Setelah menjalani terapi beberapa menit, si sakit menyatakan bahwa rasa sakitnya hilang sama sekali saat itu juga. Saya jelaskan pada si sakit dan belasan orang yang ada disitu bahwa ini sebagai tanda bahwa pengobatan yang saya lakukan membuahkan hasil, berarti pengobatannya tepat. Untuk menuntaskannya, saya harus ketemu bekas suaminya untuk menyelesaikan persoalannya yang berkaitan dengan penyakitnya. Dari tanya jawab saya dengan si sakit, saya sampai pada kesimpulan bahwa penyakitnya karena perbuatan dia sendiri dan berkaitan erat dengan bekas suaminya. Memang suaminya sudah dicari oleh pihak keluarga sekian lama, tetapi tidak ketemu. Saya katakan bersabar saja, tokh rasa sakit yang diderita sudah hilang sama sekali.
Saat itu saya tegaskan sampai lima enam kali dan saya minta yang hadir jadi saksi, si sakit tidak boleh lagi berobat ke dukun, kiyai, paranormal dan semacamnya. Kalau dilanggar, saya tidak akan menanganinya lagi.
Tiga hari kemudian, saya dicari lagi oleh keluarga si sakit di mesjid, tetapi malam itu setelah selesai shalat taraweh, saya ke rumah seorang teman untuk urusan pembangunan masjid yang sedang dirampungkan. Sayapun dijemput disitu. Penjemput saya mengatakan bahwa si sakit kambuh lagi sakitnya.
Di tempat si sakit ada belasan orang keluarga dan kerabat dekat, banyak diantara mereka yang hadir pada saat kunjungan saya yang pertama yang saya minta jadi saksi. Saya ungkapkan kepada semua yang hadir dan si sakit bahwa larangan saya telah dilanggar. Kebanyakan diantara mereka merasa heran karena saya bisa tahu padahal tidak ada yang kasih tahu. Kemudian saya tegaskan, karena larangan saya telah dilanggar, sesuai dengan penegasan saya sebelumnya, saya tidak akan menangani lagi si sakit.
Kemudian diungkaplah oleh kakak perempuan si sakit bahwa sore hari sebelum saya dijemput untuk kedua kalinya, adik laki-laki mereka membawa dukun kesitu untuk mengobati si sakit. Si dukun dibayar cukup mahal, sebahagian besar uang hasil kontrakan rumah yang baru diterima si sakit diberikan kepada dukun tersebut.
Saya katakan pada si sakit dan semua yang hadir, suruh dukun itu bertanggung jawab karena dia sudah dibayar sangat mahal, jangan minta tolong pada saya lagi.
Sangat mengherankan bagi saya, si sakit itu tidak bayar sepeserpun pada saya, rasa sakit yang diderita sekian lama hilang seketika setelah saya obati, malah melanggar larangan saya yang tidak lain untuk kesembuhan dirinya. Malah dia beli lagi penyakit dengan harga sangat mahal dengan membayar dukun sangat mahal.
Menurut saya, orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang tidak tahu bersyukur karena inti pokok pengobatan yang saya lakukan adalah mohon pertolongan pada Allah Taala. Do’a berupa permohonan ini dilakukan sendiri oleh si sakit seperti yang saya bimbing dan oleh diri saya sendiri tentunya.
Saya tidak berani lagi memaksakan diri untuk menolong orang-orang semacam ini, takut Allah Taala menguji saya lagi dengan rasa sakit yang berkepanjangan seperti sebelumnya.
Kalau tidak salah setelah sebulan lebih menderita, akhirnya si sakit meninggal.
Beberapa kasus yang mirip seperti ini saya temukan dalam pengobatan. Masih jadi pertanyaan buat saya, mengapa mereka menganggap sepele apa yang saya tentukan, apakah karena sembuhnya sangat gampang, bayarannya murah atau gratisan, atau karena sikap saya sebelumnya yang tidak pernah menolak untuk menolong orang sakit yang datang minta tolong pada saya, siapapun dia.
Belajar dari pengalaman-pengalaman ini, saya mohon maaf karena sekarang harus selektif menerima orang-orang yang akan saya obati agar tidak membebani saya dan keluarga saya.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Friday, September 26, 2008

Akses Ke Alam Jin Dan Syetan

JH Alifulhaq Terapi Alif
Suatu malam, seorang teman dekat menelpon saya. Dia ingin bertamu ke rumah saya saat itu juga. Dia mau ajak seorang temannya.
Teman saya yang satu ini sangat kritis dan sangat tertarik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan agama dan dimensi lain dari alam ini. Dia banyak tanya dan kadang-kadang berdiskusi tentang alam jin dan syetan dengan saya. Tapi dia belum pernah puas karena tidak bisa lihat sendiri alam jin dan syetan. Sama dengan sejumlah orang yang datang pada saya ingin melihat alam jin dan syetan, tetapi tidak bisa sama sekali. Kebanyakan yang bisa lihat alam jin dan syetan adalah mereka yang menderita sakit non medis, artinya penyakitnya disebabkan oleh ulah jin dan syetan, termasuk sihir dan santet.
Rupanya teman saya ini mengajak temannya yang baru saja ketemu dan bertamu ke rumahnya. Temannya ini bisa mengakses dan masuk ke alam jin dan syetan. Teman saya kelihatan senang karena rasa penasaran tentang alam jin dan syetan bisa segera terobati.
Orang ini bercerita bahwa dia diajari oleh ustadznya, bagaimana cara masuk ke alam jin dan syetan. Sejumlah kalimat dan rapalan yang harus diamalkan terus menerus setiap hari diajarkan. Satu tahun lebih dia dengan tekun dan sabar mengamalkan apa yang dijarkan oleh ustadznya. Akhirnya dia bisa akses ke alam jin dan syetan.
Duduk di depan saya di rumah saya, disaksikan oleh teman saya tadi, orang tersebut komat kamit beberapa menit saat dia hendak mengakses alam jin dan syetan. Kemudian dia menyatakan telah melihat alam jin dan syetan. Saya tanya apa yang dilihatnya, dia jawab, jin temannya yang biasa ketemu dia. Jin tersebut tersebut punya kedudukan tinggi di suatu kerajaan jin. Saya tanya lagi, apakah dia sudah pernah lihat raja dari kerajaan tersebut, dia katakan belum. Begitu saya tawarkan apakah dia ingin melihat rajanya, diapun langsung mengatakan mau. Kemudian saya panggil rajanya untuk datang menemui dia dan berkenalan dengan dia. Orang ini melihat Rajanya datang, memberi hormat kepada saya, kemudian menemuinya. Saya katakan pada orang ini, “silahkan tanya dan ngobrol sendiri dengan Raja tersebut, Insyaallah dia tidak akan berani bohong atau mengganggu serta memperdaya anda di depan saya, selama anda tidak melanggar apa yang telah saya tetapkan dalam urusan dengan mereka, selama anda tidak bertindak sendiri, dalam arti segala sesuatu yang anda lakukan di alam itu harus minta ijin dulu pada saya, karena saat ini anda berada dibawah tanggung-jawab saya “. Orang inipun tidak berani melanggar karena tahu persis, betapa sakit dan perihnya kalau dihajar di alam jin dan syetan, dan tidak bisa dibuat main-main. Dia pernah bertarung di alam jin dan syetan, melawan satu jin saja sangat sulit dan sangat menyakitkan. Dia tidak mau hal itu terulang.
Sayapun minta dia mengecek apa benar yang datang itu raja dari teman jinnya. Dia membenarkan karena teman jinnya sujud padanya dan mengiyakan.
Orang ini memandang saya penuh keheranan. Dia bingung, saya tidak mengucapkan apa-apa atau komat-kamit seperti dia, langsung bisa memanggil raja dari salah satu kerajaan jin. Istilah dia, saya tidak pakai password seperti dia, saya langsung enter.
Kemudian saya tantang dia, mau lihat apa lagi di alam jin dan syetan, kerajaan atau mau ketemu tokoh mana saja yang dia mau. Dia senang melihat kerajaan-kerajaan jin dan syetan yang ingin dia lihat, serta tokoh-tokoh yang yang ingin dia ketemu dengan jaminan bahwa dia tidak akan diganggu selama dia berada dibawah tanggung jawab saya.
Tapi teman dekat saya yang penuh antusias mengikuti peristiwa ini, tidak pernah bertanya apapun pada saya atau pada temannya yang sedang melihat alam jin dan syetan. Dia hanya minta saya untuk bisa menghadirkan dihadapan temannya, tokoh yang sangat terkenal di komunitas dia. Sayapun memenuhinya, tetapi temannya tidak sanggup melihat tokoh tersebut karena diliputi oleh cahaya yang terang benderang.
Dalam penjelejahan di alam jin dan syetan, seseorang yang berada di level bawah tidak mungkin bisa atau mampu melihat kerajaan atau tokoh yang berada di level lebih atas dalam hirarki alam jin dan syetan.
Misalnya si A bisa melihat kerajaan Nyi Roro Kidul yang berada di dasar laut selatan, tidak akan bisa melihat kerajaan atau tokoh yang berada dilevel lebih atas dari itu. Saya sebenarnya bisa memaksa mereka untuk menampakkan diri kepada seseorang yang bisa melihat alam jin dan syetan, tetapi orang tersebut tidak akan sanggup melihatnya karena dia akan merasakan sakit kepala yang luar biasa, terasa seperti kepalanya mau pecah.
Pada akhir pertemuan dengan tamu saya tadi, dengan gampangnya menyatakan bahwa dia akan membawa nama saya kalau menemui kesulitan dengan jin dan syetan. Saya tegaskan, itu tidak ada gunanya, karena segala sesuatu yang dia lakukan yang berkaitan dengan jin dan syetan adalah tanggung jawab dia sendiri. Tetapi kalau dia melakukan segala sesuatu atas sepengetahuan saya dan atas jaminan saya tentunya, maka berarti dia berada di jalur saya sehingga setiap gangguan dan kesulitan yang dia temui dari jin dan syetan akan melibatkan saya.
Saya tidak mungkin segampang itu memberi jaminan semacam itu kepada seseorang yang berada jauh dihadapan saya, meskipun itu anak kandung saya sendiri. Resikonya bagi saya terlalu berat karena berada diluar jangkauan pengawasan saya. Kalau yang dijamin bertindak salah, tentu akan sangat fatal bagi saya.

September 2008.


CATATAN :
Saya telah membahas secara mendalam dan detail tentang syetan, jin dan Iblis, seperti apa mereka, bagaimana kehidupan mereka dan dimana mereka hidup, bagaimana interaksinya dengan setiap diri anak manusia yang mengakibatkan berbagai masalah bagi setiap anak manusia.
Saya juga membahas secara mendalam dan detail tentang jiwa setiap anak manusia, apa yang dimaksudkan dengan jiwa manusia, dimana keberadaan mereka, perannya yang sentral bagi setiap diri anak manusia, persoalan yang dialami oleh anak manusia ketika jiwanya error terutama kaitannya dengan penyakit nonmedis atau medis, apa yang membuatnya error dan bagaimana cara atau upaya memperbaikinya dalam arti penyembuhannya.
Semuanya saya bahas menggunakan fakta empiris yang saya peroleh selama menggeluti penyakit nonmedis 30 tahun lebih.
Untuk informasi tentang kedua buku tersebut silahkan klik ini
BUKU TERAPI ALIF

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Tuesday, September 23, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 15

JH Alifulhaq Terapi Alif.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Dalam ayat 16 surat Qaf kita menangkap apa yang tersirat bahwa kebimbangan/keraguan/syak dalam jiwa itu sangat tersembunyi sehingga sangat sulit untuk diketahui, kecuali oleh Allah Taala Rabb yang menciptakan manusia.
Manusia sebagai pemilik jiwa jarang menyadari dan mengetahui keraguan dan kebimbangan yang bertahta dalam jiwanya. Inilah salah satu jenis kejahatan setiap diri manusia. Makanya Rasulullah saw sering berdo’a pada Allah Taala, memohon perlindungan dari kejahatan diri beliau sendiri.
Dari apa yang saya ungkapkan sebelumnya, saya lebih condong menafsirkan kata khannas atau khunnas sebagai jiwa yang sifatnya bimbang/ragu/syak, jiwa yang gampang diobok-obok atau dipengaruhi oleh pihak luar baik dari pihak manusia sendiri maupun jin, syetan dan Iblis. Disamping gampang dipengaruhi secara bathiniah, juga bisa dengan cara lahiriah. Setiap manusia dan jin punya jiwa ini.
Kenapa jiwa seperti ini bisa tumbuh menjadi kuat sampai bisa menjerumuskan anak manusia kedalam jurang kedurhakaan karena manusia tidak punya kamauan yang kuat untuk mematuhi perintah Allah Taala. Sekali lagi kemauan yang kuat. Hal ini dijelaskan oleh Allah Taala dalam surat Thahaa ayat 115 yang terjemahannya : “ Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan Adam dulu ( untuk tidak memakan buah khuldi ), tetapi ia lupa dan tidak Kami lihat padanya kemauan yang kuat”.
Jadi al khannas ini bahagian dari jiwa manusia, menempati posisi yang dalam dari jiwa manusia dan disinilah Iblis dan syetan mengilhamkan kedurhakaan pada setiap anak manusia, membuka benteng keimanan seseorang dengan cara menanamkan keraguan/kebimbangan dan waswas.
Maka sampailah saya pada kesimpulan penafsiran ayat keempat seperti ini : “ Dari kejahatan jiwa yang bersifat waswas/ragu/bimbang yang senantiasa membuat/mempengaruhi untuk menjadi waswas/ragu/bimbang “.
Kemudian ayat berikutnya ditafsir : “ Yaitu yang membuat/menjadikan keraguan/kebimbangan/waswas dalam dada manusia “. Ada yang menafsirkan kata sudur sebagai hati, tetapi hal itu tidak tepat. Kalau Allah Taala menghendaki kata hati disitu tentu akan digunakan kata qalbi atau af’idah. Kata sudur berarti dada. Dalam dada manusia, ada hati, perasaan, emosi, naluri, dan lain-lain. Inilah yang di pengaruhi oleh al khannas supaya jadi waswas.
Kita bisa bayangkan bagaimana hebatnya kejahatan yang dilakukan melalui al khannas ini. Larangan Allah saja bisa dimanipulasi menjadi perintah seperti yang dialami oleh Adam as bersama isterinya. Inilah cobaan yang paling berat bagi anak manusia, merasa benar segala perbuatan dan amalannya dan sesuai dengan ketentuan Allah, tetapi dalam kenyataannya banyak yang menyimpang baik karena tidak tahu, tidak sadar, tetapi bahkan ada yang sadar demi mengambil keuntungan pribadi atau keuntungan kelompoknya.
Pada ayat terakhir Allah Taala menerangkan bahwa al khannas ini asalnya dari manusia dan jin.
Saya kira cukup sampai disini pembahasan surat Al Falaq dan An Nas, semoga Allah Taala membukakan hati kita untuk memahaminya.
CATATAN : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.

CATATAN :
Saya telah membahas secara mendalam dan detail tentang syetan, jin dan Iblis, seperti apa mereka, bagaimana kehidupan mereka dan dimana mereka hidup, bagaimana interaksinya dengan setiap diri anak manusia yang mengakibatkan berbagai masalah bagi setiap anak manusia.
Saya juga membahas secara mendalam dan detail tentang jiwa setiap anak manusia, apa yang dimaksudkan dengan jiwa manusia, dimana keberadaan mereka, perannya yang sentral bagi setiap diri anak manusia, persoalan yang dialami oleh anak manusia ketika jiwanya error terutama kaitannya dengan penyakit nonmedis atau medis, apa yang membuatnya error dan bagaimana cara atau upaya memperbaikinya dalam arti penyembuhannya.
Semuanya saya bahas menggunakan fakta empiris yang saya peroleh selama menggeluti penyakit nonmedis 30 tahun lebih.
Untuk informasi tentang kedua buku tersebut silahkan klik ini
BUKU TERAPI ALIF
TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Monday, September 22, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 14

JH Alifulhaq Terapi Alif
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Jadi perasaan dan hati yang ragu, waswas dan syak adalah kelemahan paling fatal bagi setiap diri manusia. Dalam surat Qaf ayat 16 Allah Taala menerangkan tentang waswas di dalam jiwa, tetapi kebanyakan ahli tafsir menafsirkan sebagai bisikan dalam hati. Dari ketiga ayat yang ada kata waswas didalamnya, Allah Taala menerangkan pada kita bahwa kejahatan yang berbentuk waswas yang dilakukan syetan pada setiap manusia adalah pada jiwanya. Keraguan dan kebimbangan ini ditanamkan oleh syetan kedalam jiwa. Hubungan antara jiwa manusia dengan syetan ini banyak saya bahas di blog ini. Jadi untuk menanamkan kebimbangan, keraguan dan waswas kedalam jiwa setiap manusia tidaklah sulit bagi syetan selama jiwa manusia tersebut tidak dilindungi oleh Allah Taala Rabb Penciptanya.
Kata kunci berikutnya di ayat keempat surat An Nas adalah kata al khannas. Dalam Al Qur’an kata ini hanya disebut dua kali, di surat An Nas yang sedang kita bahas ini dan surat At Takwir ayat 15. Akar katanya khanasa, di kamus bahasa Arab- Indonesia Al Munawir berarti : tertinggal, terlambat, mengakhirkan, menangguhkan, memegang, menggenggam, tersembunyi, menutupi, berkata keji/kotor. Kemudian setelah mengalami perubahan bentuk menjadi khannas dalam surat An Nas diterjemahkan dengan syetan, demikian yang kita temui dalam kamus bahasa Arab-Indonesia Al Munawir serta buku tafsir dan terjemahan Al Qur’an. Sementara pada surat At Takwir bentuknya menjadi khunnas, yang dalam kamus bahasa Arab-Indonesia Al Munawir dan hampir semua buku-buku terjemahan dan tafsir Al Qur’an diterjemahkan sebagai bintang siarah atau planet. Pada tafsir Jalalain diartikan sebagai lima planet yaitu Uranus, Yupiter, Mars, Venus dan Pluto. Tetapi bagi saya penerjemahan dan penafsiran ayat 15 dan ayat 16 surat At Takwir di buku-buku tafsir yang ada masih tanda tanya besar karena banyak sisi lemahnya sehingga membingungkan. Tafsir Jalalain menafsirkan ayat 15 At Takwir seperti ini : “ Sungguh Aku bersumpah dengan bintang-bintang “. Sementara tafsir Ibnu Katsier seperti ini : “ Maka Aku takkan bersumpah dengan bintang-bintang untuk membuktikan kebenaran apa yang telah aku nyatakan itu, karena sangat jelas gamblang”.
Dari dua tafsir ini sudah sangat membingungkan kita, satu mengatakan Aku bersumpah, sementara yang lainnya Maka Aku Takkan bersumpah. Dua hal yang berlawanan dan bertolak belakang.
Kemudian yang membingungkan juga, ayat 16 surat At Takwir ini menerangkan ayat 15 yang bunyi ayatnya : “ Aljawaaril kunnasi “. Ditafsirkan dengan : “ Yang beredar dan yang terbenam “. Tetapi begitu kita cari dalam Al Qur’an dan kamus bahasa Arab Indonesia, kita tidak menemukan kata jawaari yang berarti terbit, demikian juga kata kunnas tidak ada yang berarti tenggelam.
Dalam kasus ini saya memilih penafsiran : “ Maka aku tidak akan bersumpah……………” , karena awal ayat ini berbunyi : “ Falaa uqsimu “. Sementara kata khunnas berkaitan erat dengan kata khannas dalam surat An Nas. Kalau kata khunnas ditafsirkan menjadi bintang atau planet, maka hal ini sangat bertentangan dengan ayat-ayat lain dalam Al Qur’an yang menyatakan Allah bersumpah demi bintang dan sebagainya. Tidak mungkin Allah Taala tidak konsisten dalam firmanNya. Alasan lainnya, kenapa saya lebih condong menafsirkan khunnas sejajar atau sama seperti khannas, karena Allah Taala tidak mau bersumpah dengan makhluk yang membuat kejahatan. Bagi saya ini logis dan masuk akal.
Sekarang kita kembali kepada kata khannas dalam surat An Nas. Kesulitan kita menangkap secara benar makna kata ini karena penggunaan kata ini hanya dua di dalam Al Qur’an, yaitu di surat At Takwir dan An Nas. Kalau saja penafsirannya pada surat At Takwir, benar dan pas, maka akan memudahkan kita untuk menangkap makna dari kata khannas ini. Kata kunci yang satu ini sangat penting untuk mengetahui jenis kejahatan yang hebat ini.
Kalau kata khannas diterjemahkan sebagai syetan yang biasa bersembunyi, dimana dia bersembunyi dan bagaimana cara sembunyinya, agar kita bisa tahu sehingga kita bisa meminta secara tepat pada Allah Taala pada saat berdo’a atau bermunajat, kemudian kita focus dalam upaya melawan syetan tersebut.
Untuk menafsirkan kata khannas ini saya lebih condong menggunakan ayat 16 surat Qaf yang terjemahannya : “ Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia sedangkan kami mengetahui apa yang dibisikkan dalam hatinya dan kami lebih dekat daripada urat lehernya “. Hampir semua buku tafsir dan terjemahan menafsirkan “ tuwaswisu nafsuhu “ dengan “ bisikan dalam hati “. Seperti saya jelaskan sebelumnya saya lebih condong menafsirkan kedua kata yang menjadi potongan ayat 16 surat Qaf itu dengan keraguan/kebimbangan/syak dalam jiwa.
Bersambung.
CATATAN : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Sunday, September 21, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 13

JH Alifulhaq Terapi Alif
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Seperti saya ungkapkan sebelumnya, kejahatan yang paling hebat dan paling berat yang senantiasa mengintai dan atau menjajah setiap anak manusia adalah kejahatan yang disebutkan oleh Allah Taala pada ketiga ayat terakhir surat An Nas ini.
Ayat keempat, terjemahannya berbunyi : “ Dari kejahatan ( bisikan ) syetan yang biasa bersembunyi”. Seperti itulah tafsir atau terjemahan yang kita temui di terjemahan-terjemahan dan atau tafsir-tafsir Al Qur’an yang ada. Kalau kita teliti dan renungkan secara mendalam terjemahan seperti itu agak susah menangkapnya, karena kurang mewakili seperti apa yang dterangkan oleh Allah Taala dengan ayat tersebut.
Kata waswaas, kalau kita cari dalam kamus bahsa Arab-Indonesia Al Munawir, ada tiga artinya ;
1.pikiran/bisikan hati yang jahat.
2. keraguan, kebimbangan, syak
3. syetan.
Untuk lebih menangkap maksud dan makna kata tersebut mari kita lihat penggunaannya di ayat lain dalam Al Qur’an, yaitu di ayat 20 surat Al A’raf, ayat 120 surat Thahaa dan surat Qaf ayat 16.
Kalau melihat penggunaannya pada surat Al A’raf dan surat Thahaa, maka tidak mungkin kata waswisu disitu berarti bisikan, karena dalam kedua ayat tersebut bahagian dari kalimatnya ada yang berbunyi : “ Syetan berkata……….” Tidak mengkin setelah berbisik kemudian syetan berkata kepada Adam dan Hawa. Disamping itu dalam Al Qur’an, untuk kata yang berarti berbisik digunakan kata najwa.
Saya lebih memilih kata waswaas diartikan sebagai keraguan, kebimbangan dan syak. Inilah menurut saya yang paling tepat. Ini dibuktikan oleh penjelasan-penjelasan sejumlah kejadian dalam Al Qur’an yang berkaitan dengan penggunaan kata tersebut. Adam as setelah didatangi syetan yang pura-pura memberi nasehat, menyuruhnya makan buah terlarang, buah khuldi di surga, tidak langsung memakannya, ada prosesnya dan syetan mendatangi Adam dan Hawa lebih dari satu kali. Ada proses dalam diri Adam dan isterinya untuk sampai pada keputusan memakan buah tersebut. Makanya dalam surat Al Baqarah Allah Taala menerangkan : “ Maka digelincirkan oleh syaitan………….” ( fa’azalla humas syaitanu ). Tergelincir artinya tidak langsung jatuh, ada suatu proses sebelum jatuh.
Dalam pertarungan di alam jin dan syetan atau dalam aktivitas sihir/santet, senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan lawan yang tangguh adalah membuat lawan tersebut ragu, bimbang dan syak. Misalnya orang diserang sihir/santet atau kejahatan lainnya yang berhubungan dengan syetan, mereka digempur dengan mimpi buruk yang terus menerus dan berkepanjangan, sampai-sampai apa yang dimimpikan itu terus terbayang setiap saat pada kesehariannya. Korban tersebut suatu saat akan ragu, bimbang atau syak. Begitu dia ragu, maka dia membuka pintu bagi kejahatan itu masuk menghajar dirinya. Ada juga lewat mulut manusia secara lahiriah kata-kata atau kalimat yang disampaikan kepada korban yang akan menambah keraguan si korban.
Melawan keraguan dan kebimbangan ini akan sangat sulit, apalagi keraguan ini datang dari bahagian paling dalam dari diri kita. Kita tidak tahu sebabnya, tahu-tahu perasaan kita tidak enak, firasat tidak enak yang terus menghantui, sebagai cermin bahwa sesuatu terjadi di alam jiwa kita, tetapi kita tidak tahu persis apa yang terjadi dan apa penyebabnya.
Bersambung.
CATATAN : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.
TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Friday, September 19, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 12

JH Alifulhaq Terapi Alif
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Dengan penjelasan-penjelasan saya sebelumnya, kita sudah mendapat gambaran sekilas tentang manusia atau an nas dalam bahasa Al Qur’an. Betapa rapuhnya manusia bila kita menyadari bahwa begitu kompleks dan rumitnya jiwa-jiwa yang membuat manusia jadi hidup. Ditambah lagi syetan dan Iblis yang tidak berhenti mengobok-oboknya menjadi sangat rumit lagi. Kalau bukan karena Rahmat dan Karunia Allah Yang Maha Belas Kasih, maka seluruh anak cucu Adam akan binasa di tangan Iblis dan syetan.
Antara kelompok jiwa yang taqwa dan yang durhaka tentu akan terus bertikai. Kalau jiwa yang durhaka lebih banyak, maka menanglah dia, kalau jiwa yang taqwa lebih banyak maka menanglah yang taqwa. Diantara jiwa yang taqwa juga ada perselisihan misalnya antara jiwa yang murni taqwa sebagai hasil ibadah sesuai dengan apa yang diajarkan dan ditetapkan oleh Allah dengan jiwa-jiwa dari hasil ibadah yang menyimpang. Begitu juga halnya dengan jiwa-jiwa yang durhaka. Inilah persoalan-persoalan yang umumnya saya temukan dalam penyembuhan. Tapi kebanyakan manusia tidak tahu tentang jiwanya, kalaupun ada yang tahu kebanyakan mereka lupa akan jiwanya.
Sekarang kita masuk ke ayat pertama yang diterjemahkan : “ Aku berlindung pada Rabbnya manusia “. Semua kata dalam ayat tersebut sudah saya bahas. Disini Allah Taala menempatkan kedudukannya sebagai Rabb. Manusia diberi kebebasan se bebas-bebasnya oleh Allah Taala, maka kedudukanNya sebagai Rabb tidak akan dipakai untuk mengatasi pembangkangan manusia terhadapNya. Maka pada ayat berikutnya ditempatkan lagi kedudukannya sebagai Raja yang terjemahan lengkap ayat kedua : “ Raja manusia “. Karena Dia Raja Di Raja, maka manusia pasti akan tunduk padaNya. Apakah manusia itu tunduk dengan ikhlas atau dipaksa karena sebagai Raja Di Raja, Dia Maha Kuasa untuk melakukan apa saja terhadap siapapun dan apapun termasuk manusia.
Dia sebagai Rabb tentu sangat mengetahui sekecil dan sehalus apapun yang terjadi dalam setiap diri manusia, termasuk dalam jiwa-jiwa yang sangat halus, bisikan-bisakan yang sangat halus atau lintasan serta kilasan-kilasan yang sangat halus dalam setiap jiwa. Tidak mungkin Dia yang memelihara dan menyempurnakan jiwa kalau Dia tidak tahu apa yang terjadi setiap saat pada setiap jiwa. Kalau kita renungkan, setiap manusia terdiri dari banyak sekali jiwa, sekian banyak manusia yang pernah hidup, masih hidup dan akan lahir dan hidup, tidak satupun dari sekian banayak jiwa yang tidak terhitung jumlahnya itu luput dari perhatian Dia. Betapa Maha Hebatnya Dia Allah Rabbul Alamin.
Dengan kedudukan sebagai Rabb seperti itu, begitu Dia menempatkan diri sebagai Raja Di Raja, tidak ada lagi dari setiap bahagian dari diri manusia yang bisa mengelak dari KekuasaanNya, apapun yang Dia kehendaki dan apapun yang Dia mau. Dia melindungi atau tidak, memberi petunjuk atau tidak pada jiwa-jiwa tadi, itu terserah Dia. Tetapi yang pasti seperti penegasanNya sendiri, Allah Taala akan memberikan apa saja yang diminta oleh hambaNya yang Dia kasihi. Persolannya tinggal, bagaimana caranya agar kita menjadi manusia yang sangat dikasihi atau dikasihi oleh Allah Taala.
Ayat ketiga terjemahannya : “ Sembahan manusia “. Bagaimanakah pemahaman ayat ini, apakah hanya orang yang menyembah Dia saja yang dimaksud ayat ini, sementara orang kafir padaNya tidak termasuk dalam ayat ini.
Kalau kita pelajari tentang penciptaan manusia di Al Qur’an, Allah Taala mengabarkan pada kita bahwa pada penciptaannya pertama, semua manusia menyembah Dia, siapapun manusia itu. Karena penciptaan jiwa manusia didasarkan atas fitrah yang tunduk pada Rabbnya. Ini artinya dalam setiap diri manusia, termasuk orang kafir dan tidak beragama sekalipun ada jiwa yang tunduk dan menyembah Allah Rabbnya. Pada orang kafir dan tidak beragama, jiwa yang tunduk dan menyembah Allah Rabbnya sangat-sangat sedikit dan sangat lemah sehingga tidak mampu melawan jiwa-jiwa lain yang kafir, ingkar dan durhaka pada Allah Rabb yang menciptakannya.
Kalau penafsiran ayat ketiga ini hanya ditujukan kepada orang-orang yang berserah diri padaNya, sementara orang kafir dan tidak beragama tidak termasuk dalam ayat ini, maka hal itu bertentangan dengan apa yang dijelaskan oleh Allah Taala dalam Al Qur’an dan hadits qudsi tentang penciptaan manusia.
Menurut saya, hakekat dari ketiga ayat ini, Allah Taala yang Maha Belas Kasih mengajarkan pada kita untuk mengenal Allah Rabb kita secara benar dan mengenal diri kita sendiri sebagai manusia. Dalam ayat ini Allah Taala mengajarkan pada kita salah satu cara menjalin hubungan yang intens dengan Dia.
Saya kira sudah cukup jelas tentang ketiga ayat pertama surat An Nas, sementara ayat berikutnya Allah Taala mengajarkan pada kita tentang kejahatan yang paling hebat yang pernah dan akan senantiasa bertahta dalam setiap diri anak manusia, kalau Allah Taala Yang Maha Kuasa Lagi Maha Belas Kasih tidak melindungi kita.

Bersambung.

CATATAN : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.


TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Thursday, September 18, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 11

JH Alifulhaq Terapi Alif
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Kalau kita renungkan secara mendalam tentang jiwa setiap anak manusia betapa rumitnya hubungan antara jiwa yang satu dan jiwa yang lainnya karena berbeda kepentingan dan keinginan antara jiwa satu dengan jiwa yang lainnya. Dalam satu rumah tangga saja yang jumlah manusianya hanya sedikit, tentu dalam sejarah rumah tangga tersebut pasti ada konfliknya, apalagi dalam setiap tubuh manusia dihuni oleh jiwa yang sangat banyak, tentu akan terjadi banyak konflik diantara mereka.
Misalnya begini, apabila kita melirik seseorang dalam waktu seper sekian detik, itu sudah terbentuk jiwa. Sifat jiwa yang terbentuk tergantung apa yang terlintas di hati atau di pikiran atau di perasaan. Kalau yang terlintas dengki maka terbentuklah jiwa yang sifat pendengki, kalau kagum maka terbentuklah jiwa yang kagum dan sebagainya. Begitu juga hal lainnya.
Melirik dengan segala prosesnya tadi butuh tenaga atau energy, takarannya dalam fisika dan ilmu kimia dikenal dengan ukuran gram kalori. Satu gram kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk manaikkan suhu satu gram air 1 derajat Celsius. Jadi untuk satu lirikan saja berapa energy yang kita keluarkan, berapa gram kalori. Energy ini kita dapat dari makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Kalau kita kalkulasi, misalnya umur kita 40 tahun, tarokhlah kita konsumsi rata-rata dua kilogram makanan dan minuman perhari, kemudian yang dibuang oleh tubuh menjadi ampas umpamanya separuhnya. Jadi yang menjadi darah dan daging serta energy rata-rata satu kilogram dari makanan dan minuman. Bidang ilmu gizi yang menghitung konversi semacam ini. Kita kalikan saja 40 X 365 = 14.600. Dari jumlah itu paling yang menjadi darah, daging, tulang dan sebagainya 70 kilogram, yang 13,99 ton itu jadi energy yang terpakai oleh aktivitas kita setiap hari. Kalau meminjam teori fisika tentang hukum kekekalan energy, maka energy itu tidak hilang, lantas kemana larinya energy tersebut, tentu saja menjadi jiwa seperti saya jelaskan tadi.
Sekarang kita bisa hitung atau kira-kira, berapa jumlah jiwa seseorang yang berumur 40 tahun dengan asumsi bahwa setiap jiwa itu ekuvalen/sama dengan satu gram kalori atau kurang dari itu, maka akan sangat banyak jiwa yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan. Orang-orang yang tidak mampu mengendalikan/memanage jiwa-jiwanya tadi secara baik dan benar pasti akan mendapat masalah yang rumit dalam kehidupannya sehari-hari terutama gangguan kesehatan dan psychology.
Ini sekedar gambaran yang akan dijadikan bahan untuk menangkap inti persoalan yang diajarkan oleh Allah Taala dalam surat An Nas. Karena kalau tidak punya gambaran yang jelas tentang an nas ( manusia ), akan sulit untuk sampai tingkat pemahaman dalam mempelajari surat An Nas ( pemahaman dengan hati ).
Begitu rumitnya makhluk yang bernama manusia, maka Allah Taala dalam surat An Nas menempatkan tiga kedudukannya yaitu sebagai Rabb, sebagai Raja dan sebagai Sembahan manusia. Ini suatu indikasi yang sangat jelas bahwa manusia itu adalah makhluk yang serba kompleks. Bagaimana tidak kompleks, kepala Negara saja yang hanya mengurus puluhan juta atau ratusan juta rakyat dibantu oleh jutaan manusia lainnya. Setiap manusia yang mengurus milyaran bahkan trilyunan jiwanya sendirian, tentu akan sangat repot kalau kita mau menyadari dan merenungkannya.
Mungkin anda mengatakan bahwa saya hanya berteori, tetapi dasar pemahaman inilah yang saya pakai dalam penyembuhan, buktinya berhasil dengan baik, terutama pada kasus-kasus yang tidak pernah bisa diselesaikan oleh medis dan non medis seperti yang banyak saya beberkan di blog ini. Kalau penjelasan saya ini hanya sebagai teori, saya takut pada Allah yang telah menegaskan JANGAN KATAKAN APA YANG KAMU TIDAK PERBUAT.
Saya membahas masalah jiwa disini hanya sekedar untuk bahan yang dipakai dalam menafsir Surat Nas dan saya anggap cukup untuk itu.
Bersambung.

CATATAN : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Tuesday, September 16, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 10

JH Alifulhaq Terapi Alif
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Pada penciptaan pertama setiap jiwa anak manusia, hanya satu yang mereka kenal ialah Rabb Penciptanya, makanya begitu selesai diciptakan mereka masing-masing mengangkat saksi bahwa Allah adalah Rabbnya dan kesaksian itulah yang akan dipegang oleh Allah Taala dan akan dipertanggung jawabkan oleh setiap jiwa langsung pada Allah Taala sendiri di akherat nanti. Dan ini menjadi dasar fitrah penciptaan manusia seperti yang diterangkan oleh Allah Taala dalam Al Qur’an.
Begitu jiwa menempati tubuh dan mendominasi tubuh kemudian menggelinding dalam kehidupan di dunia, maka Allah Taala mengujinya dengan memberi kebebasan apa saja yang hendak diperbuatnya, meskipun setiap jiwa senantiasa berada dalam pemeliharaan dan pengawasanNya setiap saat. Apakah dia akan mematuhi perintah Rabbnya atau durhaka pada Rabbnya, karena pada setiap jiwa yang sempurna dalam ciptaannya diilhamkan kedurhakaan dan ketaqwaan.
Dalam interaksinya pada kehidupan duniawi inilah terbentuk banyak jiwa dari setiap manusia dan jiwanya terbagi dalam dua kelompok utama yaitu kelompok jiwa yang taqwa dan kelompok jiwa yang durhaka.
Kelompok jiwa yang taqwa terbagi lagi tingkatannya, begitu juga dengan kelompok jiwa yang durhaka. Jiwa-jiwa ini terbentuk dari segala aktivitas setiap manusia, baik aktivitas fisik maupun aktivitas bathiniah, meskipun hanya selintas dalam pikiran, perasaan dan hati. Jiwa-jiwa yang taqwa adalah milik Allah Taala Rabbnya, selain dari itu milik Iblis dan syetan bersama seluruh imperiumnya sesuai dengan Ketetapan Allah Taala Yang Maha Adil.
Iblis tahu betul dan sangat tahu tentang seluk-beluk jiwa manusia ini, makanya dia sukses dalam kejahatannya terhadap Nabi Adam as dan Rasulullah saw. Kalau bukan karena Rahmat dan Karunia Allah Yang Maha Belas Kasih, maka semua anak manusia binasa di tangan Iblis dan imperiumnya.
Iblis dan imperiumnya senantiasa tidak pernah lepas dari saluran ilham kedurhakaan pada setiap jiwa manusia, terus mendikte jiwa tersebut sesuai dengan patron yang dia inginkan. Kadang-kadang dengan cara sangat kasar dan kasar seperti diadunya dengan jiwa lain dari dalam diri manusia bersangkutan atau dengan jiwa lain dari manusia lainnya, atau juga jin dan syetan, akibatnya yang bersangkutan jatuh sakit.
Cara yang paling canggih yang dia lakukan mendikte dengan cara yang sangat halus, seolah-olah sebagai ilham ketaqwaan, sangat mirip dengan apa yang telah diajarkan oleh Allah Taala dan RasulNya tetapi tidak sama. Inilah bahagian ujian paling sulit bagi anak manusia.
Ada tokoh terkenal yang mampu mengatasi persoalan seperti ini yaitu Umar Bin Khattab, sahabat Rasulullah saw sendiri. Di sejumlah hadits dari para perawi terkenal, Rasullah saw mengatakan bahwa syetan takut pada Umar Bin Khattab, syetan akan lari menjauh begitu Umar Bin Khattab datang.
Kenapa bisa begitu. Kalau kita baca sejarah hidupnya, Umar Bin Khattab sangat tegas dan keras sikapnya dalam menjalankan hukum Allah Taala. Beliau hanya mengenal dua kata, ya atau tidak. Terhadap apa yang diperintahkan beliau hanya mengenal kata ya, tidak kurang dan tidak lebih, tidak ada kompromi atau kebijaksanaan. Begitu juga terhadap larangan, Umar Bin Khattab hanya kenal kata tidak tanpa ada kompromi sedikitpun.
Dari apa yang dipaparkan tadi, kita sudah bisa menangkap secara lebih jelas tentang an nas sebagai salah satu kata kunci dalam surat An Nas.
Bersambung.

CATATAN : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Sunday, September 14, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 9

JH Alifulhaq Terapi Alif
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Sebelum saya lanjutkan perlu saya ingatkan lagi bahwa jangan sampai menggunakan surat Al Falaq dan Surat An Nas untuk menangkal sihir dan kejahatan lainnya sebelum anda memahaminya dengan hati. Hal itu bisa mengundang bencana yang lebih besar bagi anda, sekali mencoba akan sulit diperbaiki. Silahkan saja baca dengan penuh ketekunan dan hidmat dengan menghayati sepenuhnya sebagai ibadah pada Allah Taala sambil berdo’a memohon diberi pemahaman yang benar disisiNya. Insyaallah, ini akan menolong anda.
Sekarang kita masuk ke pembahasan pokok surat An Nas. Kalimat Basmallah sudah saya bahas pada posting yang lalu, demikian juga kata qul, a’udzu dan Rabb, pembahasannya tidak saya ulangi disini.
Di ayat pertama dan selanjutnya ada kata An Nas, yang diterjemahkan sebagai manusia. Satu kata saja, kemudian wujudnya dalam keseharian sangat dekat dengan kita, terutama diri kita sendiri yang bernama manusia. Kata ini sangat banyak disebut dalam Al Qur’an. Kalau kata ini sangat dekat dengan diri kita apakah artinya kita sudah paham makna kata tersebut. Belum tentu. Banyak pendapat yang meyangkut diri manusia, ada yang mengatakan makhluk yang penuh misteri, ada yang mengatakan semesta kecil dan sebagainya.
Allah Taala dalam Al Qur’an memberi nama untuk kata manusia dengan kata Al Insan, Al Basyar, Al Mar’u dan An Nas. Meskipun keempat kata itu disandangkan untuk manusia, maknanya sangat berbeda seperti pernah saya singgung pada pembahasan sebelumnya Allah Taala mengajarkan kita lewat Al Qur’an, salah satu caranya adalah menempatkan kata dan kalimat yang tepat untuk suatu hal yang diterangkanNya, agar hamba-hamba yang membaca dan mempelajarinya memahami secara benar sesuai pengertian dan pemahaman yang terkandung dan melekat pada ayat tersebut.
Lantas kalau anda sedikit kritis yang akan membawa pada perburuan pengetahuan yang luas dan dalam akan bertanya kenapa di ayat-ayat dalam surat An Nas dipakai kata An Nas, kenapa bukan kata Al Insan, Al Basyar atau yang lainnya. Itu pertanyaan yang sangat bagus, silahkan cari sendiri jawabnya, ikhtiar sendiri, karena urusannya akan sangat panjang kalau dibahas disini, takutnya akan melenceng dari pembahasan pokok. Lagipula kalau dengan ikhtiar sendiri akan lebih kuat melekat pengetahuan tersebut kedalam diri kita.
Dalam tulisan-tulisan saya di blog ini, setiap manusia terdiri dari tiga bahagian pokok yaitu jasad/tubuh, jiwa dan ruh.
Jasad bisa dilihat, diraba dan dirasakan dalam arti bisa dijangkau panca indera, sementara jiwa dan ruh tidak bisa sama sekali.
Ruh saya tidak akan bahas disini karena itu urusan Allah Taala, hanya sedikit yang diajarkannya pada manusia. Yang sedikit itupun tidak berani saya bahas karena saya takut pada Allah, takut melampaui apa yang telah ditetapkannya dan akibatnya fatal bagi saya di dunia sampai akherat.
Untuk kebutuhan penafsiran ini, saya lebih banyak membahas tentang jiwa, meskipun pembahasan tentang hal itu sudah banyak sekali saya tulis di blog ini, baik mengenai sosoknya, hubungannya dengan jasad/tubuh, interaksinya dengan jin dan syetan dengan segala akibatnya.
Kata an nafs banyak sekali disebut dalam Al Qur’an, penafsir dan penterjemah menafsir dan menterjemahkan menjadi kata diri dan atau jiwa. Kadang-kadang mereka tidak konsisten di ayat yang satu diartikan sebagai jiwa, di ayat lain diartikan sebagai diri. Hal inilah yang membingungkan kalau kita baca kitab/buku tafsir dan terjamahan yang banyak sekali beredar sejak dulu sampai sekrang, sehingga kebanyakan diantara kita luput menangkap makna sebenarnya apa yang diterangkan oleh Allah Taala secara jelas dan tegas dalam Al Qur’an.
Dalam Al Qur’an Allah Taala sering menyeru manusia dengan kalimat Yaa ayyuhannas. Ini berarti Allah Taala menyeru manusia sebagai satu kesatuan dari tubuh, jiwa dan ruh. Tapi Allah Taala dalam Al Qura’n tidak pernah menyeru jasad saja atau ruh saja, tetapi jiwa diseru secara sendiri. Tubuh tidak bisa berbuat apa-apa tanpa jiwa karena jiwa yang membuatnya bisa hidup, bisa mendengar, bisa melihat, bisa bicara, bisa merasakan dan sebagainya. Tanpa jiwa, tubuh adalah benda mati. Sementara ruh juga tidak dipanggil secara sendiri karena itu urusan Dia sendiri. Jadi jiwalah yang banyak diminta pertanggung jawabannya. Adapun tubuh diminta pertanggung jawabannya karena dilibatkan oleh jiwa.
Dari apa yang saya jelaskan tadi, akan lebih mudah dicerna untuk sampai ke tingkat pemahaman kalau setiap kata an nafs dalam Al Qur’an diterjemahkan sebagai jiwa.
Tapi kebanyakan tidak tahu tentang jiwanya, kalaupun ada yang tahu kebanyakan mereka lupa akan jiwanya.
Bersambung.

CATATAN : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Saturday, September 13, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 8

JH Alifulhaq Terapi Alif
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Sekarang kita masuk ke pembahasan surat An Nas. Surat ini sangat pendek, ayat-ayatnya pendek-pendek juga, tetapi sarat makna, yang diajarkan oleh Allah Taala untuk menangkal kejahatan yang paling susah dan berat di alam semesta ini, kejahatan yang telah mampu mengusir Bapak moyang kita Adam as bersama isterinya Siti Hawa dari surga. Adam as diciptakan oleh Allah Taala dengan tanganNya sendiri, kemudian Adam as bersama isterinya tinggal di surga, tidak ada yang mereka pikirkan, segala kebutuhan mereka tersedia, tidak perlu susah payah mencari. Keduanya mereguk kenikmatan hidup yang tidak terbayangkan oleh kita sebagai anak cucunya, namanya saja surga.
Adam as senantiasa beribadah pada Allah Taala Rabbnya, tempatnya sangat dekat disisi Allah. Kalau Adam as tidak lebih dekat disisi Allah Taala, mana mungkin Malaikat dan Iblis diperintahkan sujud kepada Adam as. Ini berarti Adam as disayang oleh Sang Penciptanya, dengan sendirinya beliau bersama isterinya senantiasa berada dalam lindungan Allah Taala Yang Maha Kuasa Lagi Maha Mengetahui.
Lantas bagaimana bisa Adam as tergelincir oleh kejahatan yang membuatnya durhaka pada Allah Taala tempat dia berserah diri dan beribadah, dalam arti hubungan antara Adam as sebagai hamba dengan Allah Taala sebagai Tuhannya senantiasa terpelihara dengan baik.
Masalah ini sangat menarik untuk ditelaah. Sehingga kalau kita sampai pada tingkat pemahaman, maksud saya pemahaman dengan hati seperti pernah saya bahas sebelumnya, maka tidak perlu heran, manusia se kualitas Rasulullah saw bisa kena sihir. Bayangkan, beliau telah dijamin oleh Allah Taala untuk diampuni dosanya yang lalu, sekarang dan akan datang, sama artinya dengan tidak punya dosa sama sekali. Kemudian beliaulah mahluk yang paling dimuliakan dan dicintai oleh Allah Azza Wa Zalla di alam semesta ini.
Apa yang saya ungkapkan tadi menunjukkan bahwa kejahatan yang menimpa Adam as dan Rasulullah saw adalah kejahatan yang dahsyat dan pelakunya hebat. Dalangnya adalah Iblis.
Seperti saya beberkan pada posting saya di blog ini yang berjudul PERTARUNGAN YANG TIDAK PERNAH SELESAI, bahwa Iblis menggunakan kekuasaan dan ilmu disisi Allah Taala untuk menjalankan misinya karena dua hal ini tidak dicabut oleh Allah Taala darinya selama kurun waktu penangguhan yang diberikan padanya. Inilah ujian yang sangat berat bagi anak manusia. Tetapi jangan khawatir Dia Allah Taala Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang telah menentapkan bahwa siapapun yang datang padaNya dengan ikhlas dan merendahkan diri minta ampun atas segala dosa dan kesalahannya akan diampuni.
Iblis dengan segala kekuatan yang dia miliki akan menjerumuskan anak manusia, tapi Allah Yang Maha Belas Kasih menjamin pengampunan bagi hamba-hambanya yang datang padaNya dengan tulus dan ikhlas.
Untuk itu, jangan sekali-kali mengklaim diri kita suci, karena hal ini dilarang oleh Allah Taala.
Kita bersyukur pada Allah Taala Yang Maha Belas Kasih yang telah memberi rahmat dan karunia kepada Alam Semesta dengan seluruh makhluk yang Dia Ciptakan, dengan menurunkan Al Qur’an, diantaranya surat An Nas yang menghambat dan menangkal kehebatan Iblis beserta imperiumnya dalam menebar kejahatan di semesta ini. Wallahu A’lam.
Bersambung.

CATATAN : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Friday, September 12, 2008

Sapaan

JH Alifulhaq Terapi Alif
Suatu saat di perjalanan ini dalam menapaki jejak rindu.
Aku terjebak dalam belantara pujian, belantara kata.
Akupun lelap tanpa makna, kehilangan jejak yang aku buru.

Tersentak aku ketika ada yang menyapa, meskipun hanya kilasan di hati.
Aku sangat kenal sapaan seperti itu.
Hanya Kau pemiliknya yang bisa merasuk ke dasar kalbuku.
Tuhanku, pemilik cinta Yang Maha Agung Lagi Kekal.
Allah Rabbul Alamin.


TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Wednesday, September 10, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 7

JH Alifulhaq Terapi Alif
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang
Sekarang sampai kita pada pembahasan ayat terakhir surat Al Falaq. Kwalitas kejahatan yang dicantumkan dalam ayat ini lebih berat dari kejahatan-kejahatan yang tercamtum dalam ayat-ayat sebelumnya. Terjemahan ayat tersebut berbunyi : “ Dari kejahatan pendengki kalau dia mendengki “.
Allah Taala memilih kata pendengki dalam ayat ini, bukan kata siapapun. Mungkin anda bertanya kenapa saya katakan bahwa kwalitas kejahatan pendengki ini lebih berat dari kejahatan lain yang disebut dalam ayat-ayat sebelumnya. Apa pendengki ini lebih hebat, lebih jahat dan lebih menyakitkan dari penyihir misalnya. Silahkan anda nilai sendiri dari penjelasan berikut.
Pendengki adalah orang yang tidak suka melihat orang lain punya kelebihan disbanding dirinya. Dia tidak suka melihat orang lain lebih ganteng/cantik , lebih kaya, lebih pintar, lebih tinggi jabatan/kedudukan, lebih terkenal dan sebagainya. Dalam jiwa pendengki terbentuk kekuatan jahat yang kuat dengan spesialisasi pendengki. Apabila pendengki ini aktif dalam olah spiritual, apakah itu berupa semedi, bertapa, berdzikir, olah pernafasan dan sebagainya, kekuatan jahat dalam jiwanya akan berlipat ganda. Apalagi kekuatan dalam jiwanya ditambah dari warisan, jimat dan semacamnya, maka kekuatan jahat tersebut sangat besar. Orang-orang seperti ini apabila dia dengki atau marah pada seseorang, maka korbannya langsung diserang oleh kekuatan jahat dalam jiwanya secara otomatis, tanpa ritual atau mantera apapun. Tanpa perlindungan Allah Taala, maka korban akan jatuh sakit. Kekuatan jahat semacam ini merupakan syetan dari yang bersangkutan, tidak perlu lagi memanggil secara khusus syetan dari kerajaan syetan untuk membantu kejahatannya. Apabila anda bertarung dalam alam jin dan syetan, akan lebih sulit menghadapi orang semacam ini dibandingkan dengan melawan tukang sihir dan santet. Ini pengalaman saya sendiri.
Contoh kekuatan semacam ini, kita temukan sejumlah riwayat dalam hadits tentang penyakit pandangan mata. Penyakit yang disebabkan oleh penderita beradu pandang dengan seseorang yang punya kekuatan jahat dalam jiwanya.
Disamping itu, syetan orang tersebut menyebarkan kedengkian pada syetan-syetan orang lain, agar orang-orang tersebut ikut dengki, marah dan atau benci pada tokoh yang dia dengki. Baik sadar maupun tidak sadar, orang yang telah tertular oleh kejahatan syetan si pendengki akan mengikuti bisikan-bisikan syetannya yang telah kena pengaruh. Maka ikut dengki jugalah mereka dan akan ditunjukkan dalam pola tingkah laku terhadap tokoh yang di dengki mereka.
Dalam Al Qur’an kita temukan bahwa kata hasad dan imbuhannya antara lain ditujukan kepada para ahli kitab ( Yahudi ) yang dengki kepada Rasulullah saw. Mereka dengki karena Nabi Akhir Zaman yang ditunggu-tunggu oleh mereka, bukan dari kalangan Yahudi, tetapi dari saudara mereka sendiri bangsa Arab. Maka dengan berbagai cara mereka berupaya menjatuhkan Rasullah saw, diantaranya dengan menyihir dan meracun beliau.
Silahkan anda menilai sendiri, mana yang lebih jahat dan lebih kuat kejahatannya antara penyihir dengan pendengki.
Saya berharap semoga Allah Taala Yang Maha Mengetahui Lagi Maha Belas Kasih membukakan hati anda untuk memahami surat Al Falaq secara benar agar do’a dan munajat yang terkandung didalamnya manjur.
Dari apa yang saya ungkapkan dalam penafsiran ini bisa disimpulkan bahwa surat Al Falaq adalah untuk menangkal kejahatan yang datang dari luar diri kita. Ada lagi kejahatan yang lebih berat yaitu kejahatan yang mengguncang dan mengobrak-abrik bahagian dalam dari diri kita, yang tidak bisa ditangkal dengan surat Al Falaq. Letak kejahatan ini berada pada bahagian yang cukup dalam dari setiap diri kita. Penangkalnya adalah surat An Nas.
Mudah-mudahan Allah Taala Rabbku Yang Maha Belas Kasih mengizinkan dan menolongku untuk meneruskan pembahasan surat An Nas.
Bersambung.
CATATAN : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

Sunday, September 07, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 6

JH Alifulhaq Terapi Alif
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Pembahasan berikut, kita masuk ke ayat keempat. Ayat ini yang sangat krusial dalam pemahamannya. Ayat ini berkaitan langsung dengan sihir. Umumnya buku-buku terjemahan dan tafsir Al Qur’an menterjemahkan atau menafsirkan ayat ini seperti ini : “ Dari kejahatan wanita-wanita penyihir yang meniup dengan buhul-buhul “.
Kalau seperti itu penafsirannya, berarti orang yang menyihir Rasulullah saw tidak termasuk, karena dia laki-laki Yahudi yang bernama Labid bin A’sham. Tukang sihir atau santet tidak hanya dilakukan oleh wanita, tetapi juga dilakukan oleh laki-laki seperti yang menyihir Rasulullah saw. Jadi do’a tersebut tidak termasuk kejahatan laki-laki penyihir.
Masalah lainnya, apa iya buhul-buhul ( ikatan tali/benang ) yang dipakai oleh penyihir terlepas begitu dibacakan surat Al Falaq dan surat An Nas. Menurut Rasulullah saw, setiap membaca satu ayat dari kedua surat tersebut, terlepas dua buhul/ikatan.
Dari apa yang saya paparkan tadi, penafsiran akan sulit diterima untuk sampai kepada pemahaman yang benar. Kenapa para ahli tafsir menafsirkan seperti itu. Ada beberapa hal antara lain.
1. Pada zaman itu, wanita penyihir biasanya menjalankan sihirnya dengan cara meniup buhul-buhul.
2. Kata Nnaffaatsaa, dalam bahasa Arab berarti penyihir. Sihir yang dimaksudkan dengan kata ini adalah sihir berupa santet yang menyakiti, bukan sihir yang memanipulasi pandangan dan pendengaran seperti yang dilakukan ahli-ahli sihir Fir’aun terhadap Nabi Musa as, disebutkan dengan kata as sihr dalam Al Qur’an. Karena kata Nnaffatsaa diberi akhiran huruf ta yang menandakan jamak perempuan dalam tata bahasa Arab, maka jadilah penafsirannya seperti diatas.
3. Para penafsir dan ahli tafsir tidak memiliki pengetahuan yang lebih luas dan dalam tentang sihir, maka sekedar apa yang mereka ketahui dijadikan bahan penafsiran asalkan sesuai dengan hukum atau kaidah baku tata bahasa Arab, maka mereka merasa sudah benar dan jadilah penafsiran seperti itu. Hal ini banyak kita temui dalam buku-buku tafsir, sehingga kita sulit mencerna tentang sesuatu hal dalam Al Qur’an dari tafsir-tafsir seperti ini. Wallahu A’lam.
Sekarang kita telaah point 1. Tukang sihir dalam melaksanakan hajatnya tidak hanya dengan cara meniup buhul, tetapi berbagai ragam cara. Banyak sekali cara dan variasinya, dan bukan hanya wanita yang melakukan, tetapi juga laki-laki. Kalau penafsirannya seperti tadi, maka wanita-wanita yang menjalankan sihirnya selain dengan cara meniup buhul-buhul, tidak termasuk dalam kategori kejahatan yang kita minta perlindungan pada Allah Taala. Padahal ayat tersebut dimaksudkan untuk semua aktivitas sihir.
Point 2. Dalam Al Qur’an kita temui bahwa huruf ta yang diletakkan di akhir kata tidak selamanya menunjukkan jenis kelamin perempuan, tetapi kita temukaan untuk menandai sifat benda tersebut yang halus, lembut dan tidak kelihatan. Contohnya, kata Malaikat di dalam Al Qur’an tidak menunjukkan bahwa Malaikat berjenis kelamin perempuan, tetapi karena tidak tampak maka diberi huruf ta di akhir katanya. Begitu dia tampak oleh manusia, maka diberi sifat laki-laki seperti kita temui dalam surat Al Baqarah ayat 102. Disitu disebutkan dua Malaikat Harut dan Marut dengan sebutan Malakaini. Kalau mengikuti bentuk aslinya dari Malaikat seharusnya menjadi Malakataini sebagai ganda perempuan, itu menurut tata bahasa Arab yang dipakai dan yang diuatamakan oleh para ahli tafsir. Jadi kasus Malaikat menjadi Malakaini adalah yang menyimpang menurut tata bahasa Arab. Kasus yang sama terjadi pada kata as sama’ ( langit ) yang bisa kita lihat dengan mata, begitu diberi bentuk jamaknya maka berubah menjadi samaawaati karena kita tidak bisa lihat tujuh lapis langit yang dimaksud ayat tersebut. Ini yang saya jadikan dasar penafsiran kata nnaffaatsaati agar bisa dicerna dan tidak bertentangan dengan kenyataan yang ada.
Sebelum ke penafsiran ayat keempat ini ada baiknya kita ketahui tentang praktek sihir, bagaimana seseorang menjalankan sihir dalam hal ini santet sesuai konteks ayat tersebut, agar lebih gampang menangkap maksud ayat tadi.
Seseorang apabila ingin jadi penyihir, dia harus mengadakan ikatan perjanjian dengan syetan yang akan membantu aksinya. Inti dari perjanjian tersebut, meskipun dilakukan dengan berbagai macam ritual dan persyaratan, manusia tersebut harus menyerahkan jiwanya pada syetan. Ada yang sadar dengan penyerahan jiwa kepada syetan ada yang tidak. Adakalanya ritual-ritual tertentu dalam adat istiadat suatu suku atau keturunan merupakan cara-cara dan syarat yang diharuskan oleh syetan pada leluhur mereka yang mengikat perjanjian dengan syetan dan ritual-ritual harus terus diadakan oleh keturunannya agar ikatan perjanjian dengan syetan jadi langgeng dalam arti syetan akan terus menolong anak keturunannya dalam hal apa yang disepakati dalam perjanjian, sehingga mereka yang menyelenggarakan ritual tersebut tidak tahu apa-apa. Padahal begitu mereka melaksanakan ritual tersebut, mereka menyerahkan jiwanya pada syetan yang telah mengikat perjanjian dengan leluhurnya. Kasus semacam ini saya temukan dalam pengobatan yang saya lakukan.
Ada juga mereka yang belajar ilmu sihir, mantera-mantera dan amalan-amalan atau ritual untuk memanggil syetan yang akan membantunnya/menolongnya dalam hajatnya, sebenarnya sudah dalam ikatan perjanjian dengan syetan bahwa jiwanya harus diserahkan. Ada yang tahu, tetapi banyak juga yang tidak tahu, hanya mewariskan dari keturunan atau gurunya. Masalah penyihir yang menjual jiwanya kepada Syetan diberitakan oleh Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqarah di bahagian akhir ayat 102 surat Al Baqarah.
Sekarang bagaimana sihir di jalankan. Misalnya si A telah mengadakan ikatan dengan syetan S. A mau menyantet B. A akan minta pertolongan syetan S untuk melaksanakan hajadnya. Syetan S kemudian mencuri jiwa-jiwa B seberapapun yang dibutuhkan sesuai hajad si A. Cara mencuri jiwa ini macam-macam caranya, ada yang pakai media seperti yang dilakukan terhadap Rasulullah saw yaitu berupa rambut dan beberapa gigi sisir beliau, tetapi ada juga yang tidak pakai media sama sekali. Jiwa yang dicuri kemudian diikat berbuhul-buhul banyaknya, ditarokh disuatu tempat yang telah ditentukan oleh syetan untuk disiksa. Siksaan-siksaan terhadap jiwa tadi makin lama makin terasa oleh jasad si B karena antara jiwa yang dicuri dengan jasad si B masih tersambung, akhirnya si B jatuh sakit. Apabila A menginginkan B sampai mati atau mati mendadak, maka matilah B kalau Allah Taala mengizinkan. Kalau A menghendaki B menderita sakit berkepanjangan, maka seperti itulah yang terjadi apabila Allah Taala mengizinkan. Saya tidak akan membeberkan lebih detail lagi tentang terlaksananya sihir ini di alam jin dan syetan karena akan sangat panjang. Saya pikir apa yang saya beberkan sudah cukup untuk menafsirkan ayat yang sedang dibahas.
Kalau penjelasan ini dipakai untuk menafsirkan ayat keempat surat Al Falaq akan lebih gampang dicerna dan kita tidak akan menemui pertentangan dengan kenyataan yang ada.
Nnaffaatsaati kita tafsirkan kegiatan penyihir di alam jin dan syetan yang tidak kelihatan ditunjukkan dengan adanya huruf ta pada akhir kata tersebut seperti saya jelaskan sebelumnya pada kata Malaikat. Sementara buhul-buhul ditafsirkan sebagai buhul-buhul yang mengikat jiwa-jiwa, klop dengan pernyataan hadits Rasulullah saw bahwa setiap membaca satu ayat dari surat Al Falaq dan Surat An Nas akan terlepas dua buhul. Buhul inilah yang dimaksud, bukan buhul lahiriah yang ada di tangan penyihir.
Jadi penjelasan lengkapnya ayat keempat ini menurut saya : “ Dari kejahatan perbuatan-perbuatan sihir dari para penyihir di alam jin dan syetan yang tidak kelihatan di alam dhahir dengan mencuri jiwa-jiwa kemudian diikat berbuhul-buhul “. Wallahu A’lam.
Bersambung.
CATATAN 1 : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.

CATATAN 2:
Saya telah membahas secara mendalam dan detail tentang syetan, jin dan Iblis, seperti apa mereka, bagaimana kehidupan mereka dan dimana mereka hidup, bagaimana interaksinya dengan setiap diri anak manusia yang mengakibatkan berbagai masalah bagi setiap anak manusia.
Saya juga membahas secara mendalam dan detail tentang jiwa setiap anak manusia, apa yang dimaksudkan dengan jiwa manusia, dimana keberadaan mereka, perannya yang sentral bagi setiap diri anak manusia, persoalan yang dialami oleh anak manusia ketika jiwanya error terutama kaitannya dengan penyakit nonmedis atau medis, apa yang membuatnya error dan bagaimana cara atau upaya memperbaikinya dalam arti penyembuhannya.
Semuanya saya bahas menggunakan fakta empiris yang saya peroleh selama menggeluti penyakit nonmedis 30 tahun lebih. 
Saya telah membahasnya dalam tiga buku yang berjudul MENDIAGNOSIS PENYAKIT NON MEDIS, SEMBUH SEKETIKA BUKAN MUKIJIZAT ATAU KEAJAIBAN dan yang ketiga MEMBURU IBLIS SAMPAI KE SARANGNYA. 
Tentang buku ketiga silahkan klik  TOKO BUKU TERAPI ALIF
Untuk informasi tentang buku 1 DAN 2  silahkan klik ini
 BUKU TERAPI ALIF
 
Free Blog CounterEnglish German Translation