Custom Search
Link

Sunday, September 14, 2008

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL FALAQ DAN AN NAS SEBAGAI PENANGKAL SIHIR 9

JH Alifulhaq Terapi Alif
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Sebelum saya lanjutkan perlu saya ingatkan lagi bahwa jangan sampai menggunakan surat Al Falaq dan Surat An Nas untuk menangkal sihir dan kejahatan lainnya sebelum anda memahaminya dengan hati. Hal itu bisa mengundang bencana yang lebih besar bagi anda, sekali mencoba akan sulit diperbaiki. Silahkan saja baca dengan penuh ketekunan dan hidmat dengan menghayati sepenuhnya sebagai ibadah pada Allah Taala sambil berdo’a memohon diberi pemahaman yang benar disisiNya. Insyaallah, ini akan menolong anda.
Sekarang kita masuk ke pembahasan pokok surat An Nas. Kalimat Basmallah sudah saya bahas pada posting yang lalu, demikian juga kata qul, a’udzu dan Rabb, pembahasannya tidak saya ulangi disini.
Di ayat pertama dan selanjutnya ada kata An Nas, yang diterjemahkan sebagai manusia. Satu kata saja, kemudian wujudnya dalam keseharian sangat dekat dengan kita, terutama diri kita sendiri yang bernama manusia. Kata ini sangat banyak disebut dalam Al Qur’an. Kalau kata ini sangat dekat dengan diri kita apakah artinya kita sudah paham makna kata tersebut. Belum tentu. Banyak pendapat yang meyangkut diri manusia, ada yang mengatakan makhluk yang penuh misteri, ada yang mengatakan semesta kecil dan sebagainya.
Allah Taala dalam Al Qur’an memberi nama untuk kata manusia dengan kata Al Insan, Al Basyar, Al Mar’u dan An Nas. Meskipun keempat kata itu disandangkan untuk manusia, maknanya sangat berbeda seperti pernah saya singgung pada pembahasan sebelumnya Allah Taala mengajarkan kita lewat Al Qur’an, salah satu caranya adalah menempatkan kata dan kalimat yang tepat untuk suatu hal yang diterangkanNya, agar hamba-hamba yang membaca dan mempelajarinya memahami secara benar sesuai pengertian dan pemahaman yang terkandung dan melekat pada ayat tersebut.
Lantas kalau anda sedikit kritis yang akan membawa pada perburuan pengetahuan yang luas dan dalam akan bertanya kenapa di ayat-ayat dalam surat An Nas dipakai kata An Nas, kenapa bukan kata Al Insan, Al Basyar atau yang lainnya. Itu pertanyaan yang sangat bagus, silahkan cari sendiri jawabnya, ikhtiar sendiri, karena urusannya akan sangat panjang kalau dibahas disini, takutnya akan melenceng dari pembahasan pokok. Lagipula kalau dengan ikhtiar sendiri akan lebih kuat melekat pengetahuan tersebut kedalam diri kita.
Dalam tulisan-tulisan saya di blog ini, setiap manusia terdiri dari tiga bahagian pokok yaitu jasad/tubuh, jiwa dan ruh.
Jasad bisa dilihat, diraba dan dirasakan dalam arti bisa dijangkau panca indera, sementara jiwa dan ruh tidak bisa sama sekali.
Ruh saya tidak akan bahas disini karena itu urusan Allah Taala, hanya sedikit yang diajarkannya pada manusia. Yang sedikit itupun tidak berani saya bahas karena saya takut pada Allah, takut melampaui apa yang telah ditetapkannya dan akibatnya fatal bagi saya di dunia sampai akherat.
Untuk kebutuhan penafsiran ini, saya lebih banyak membahas tentang jiwa, meskipun pembahasan tentang hal itu sudah banyak sekali saya tulis di blog ini, baik mengenai sosoknya, hubungannya dengan jasad/tubuh, interaksinya dengan jin dan syetan dengan segala akibatnya.
Kata an nafs banyak sekali disebut dalam Al Qur’an, penafsir dan penterjemah menafsir dan menterjemahkan menjadi kata diri dan atau jiwa. Kadang-kadang mereka tidak konsisten di ayat yang satu diartikan sebagai jiwa, di ayat lain diartikan sebagai diri. Hal inilah yang membingungkan kalau kita baca kitab/buku tafsir dan terjamahan yang banyak sekali beredar sejak dulu sampai sekrang, sehingga kebanyakan diantara kita luput menangkap makna sebenarnya apa yang diterangkan oleh Allah Taala secara jelas dan tegas dalam Al Qur’an.
Dalam Al Qur’an Allah Taala sering menyeru manusia dengan kalimat Yaa ayyuhannas. Ini berarti Allah Taala menyeru manusia sebagai satu kesatuan dari tubuh, jiwa dan ruh. Tapi Allah Taala dalam Al Qura’n tidak pernah menyeru jasad saja atau ruh saja, tetapi jiwa diseru secara sendiri. Tubuh tidak bisa berbuat apa-apa tanpa jiwa karena jiwa yang membuatnya bisa hidup, bisa mendengar, bisa melihat, bisa bicara, bisa merasakan dan sebagainya. Tanpa jiwa, tubuh adalah benda mati. Sementara ruh juga tidak dipanggil secara sendiri karena itu urusan Dia sendiri. Jadi jiwalah yang banyak diminta pertanggung jawabannya. Adapun tubuh diminta pertanggung jawabannya karena dilibatkan oleh jiwa.
Dari apa yang saya jelaskan tadi, akan lebih mudah dicerna untuk sampai ke tingkat pemahaman kalau setiap kata an nafs dalam Al Qur’an diterjemahkan sebagai jiwa.
Tapi kebanyakan tidak tahu tentang jiwanya, kalaupun ada yang tahu kebanyakan mereka lupa akan jiwanya.
Bersambung.

CATATAN : Bagi anda yang ingin menyebar luaskan apa yang saya bahas di blog ini kepada siapapun, ada baiknya anda kasih saja alamat blog ini kepada mereka. Kalau anda sebarkan dengan cara apapun, saya khawatir kalau terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam bentuk apapun, anda yang bertanggung jawab pada Allah. Tokh pahalanya sama juga yang anda terima dengan penyebaran yang saya anjurkan. Terima kasih.
Wassalam.

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF
 
Free Blog CounterEnglish German Translation