Sekarang kita masuk ke pembahasan pokok. Bacaan pertama adalah : “ Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang “.
Banyak hadits shahih dari sejumlah perawi yang menegaskan bahwa setiap kita memulai pekerjaan apa saja kita harus membaca kalimat tersebut. Saya tidak akan bahas hal tersebut.
Saya hanya membahas kenapa harus membaca kalimat itu dan kalau membaca, apa sebenarnya yang terjadi.
Menyebut “ Dengan nama Allah “, kita secara tegas mengakui dan menyatakan bahwa apa yang kita perbuat adalah milik Allah, bukan selain dari itu, sebagai ibadah padaNya. Penegasan Allah Taalla dalam Al Qur’an bahwa manusia dan jin diciptakan tidak lain, kecuali untuk beribadah pada Allah. Kalau setiap aktivitas kita dalam keseharian kita bukan sebagai ibadah, maka ingkarlah kita pada Allah Pemilik semua apa yang ada di semesta ini. Diri kita, jiwa-raga kita, udara yang kita hirup, tanah tempat kita berpijak, tempat kita berteduh, semuanya milik Allah, haq Allah. Kita tidak akan bisa lari dariNya. Wajar dan pantaslah kita menyebut namaNya untuk mengingatkan diri kita dan minta izin pada yang punya.
Dengan mengucapkan kalimat tersebut kita juga mengumumkan kepada semua makhluk yang terkait dengan kegiatan yang akan kita lakukan, baik yang hidup maupun yang mati, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan bahwa kegiatan tersebut adalah ibadah kita pada Allah dan atas izin Allah Taala serta akan menjadi milik Allah.
Kalau pemahaman kita benar, seharusnya kegiatan kita yang diawali dengan mengucapkan kalimat tadi tidak akan ada yang berani mengganggu atau menghambat selama kegiatan itu benar disisi Allah Taala. Saya tegaskan lagi benar disisi Allah, bukan benar versi kita atau versi siapapun. Karena apa yang ada di Alam Semesta ini semuanya tunduk pada Allah yang Menciptakan dan Pemilik Tunggal. Saya ingatkan kembali disini, pemahaman yang saya maksud adalah pemahaman dengan hati. Kalau ingin memahami dengan hati yang benar menurut yang diajarkan oleh Allah, silahkan cari sendiri di Al Qur’an. Disana ada dua kata yang berarti hati yaitu Al Qalbi dan Al Af’idah. Al Gazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin juga membahas tentang hati ini secara terperinci, tetapi saya ingatkan bahwa yang paling benar di Al Qur’an kalau belajar tentang hati.
Dalam kalimat basmalah tadi Allah menambahkan sifatNya, Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. Banyak pihak yang memisahkan Ar Rahman dengan Ar Rahim ini. Saya tidak sependapat dengan pemisahan itu. Dalam Al Qur’an memang banyak kita temui pemisahan itu Ar Rahman dan Ar Rahim. Tentu ada hikmahnya dibalik itu, semua mengandung makna dan tujuannya masing-masing, ada rahasia berupa ilmu disisi Allah dibalik itu semua. Allah sendiri telah menggabungkan dua namanya itu, kenapa kita sok tahu memisahkan dalam pemahamannya. Sepintas lalu , antara pemisahan dan penggabungan ini tidak ada bedanya, sama saja, padahal pada hakikatnya berbeda. Contohnya begini, kalau cat warna hijau dicampur warna biru, maka cat itu tidak lagi berwarna biru atau warna hijau, sudah lain warnanya.
Contoh lain dalam science bidang fisika dan astrofisika, sangat berbeda antara ruang dan waktu dengan ruang waktu.
Memang hal ini sulit menangkapnya, karena memang tidak bisa dicerna dengan logika pemikiran, hanya bisa dipahami dengan hati.
Sekarang kita masuk ke ayat pertama. Ayat ini dibuka dengan kata qul ( katakan ), kata perintah ( fi’l al amr ). Kalau namanya perintah, kita perlu tahu dari siapa, kepada siapa, perintahnya apa, bagaimana cara menjalankan perintahnya dan hasilnya apa.
Bersambung.
TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF